kievskiy.org

UMKM Harus Lebih Kreatif

BEBERAPA produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dipajang saat Workshop UMKM di Gedung Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Ciamis, Selasa, 15 November 2016. Kemasan dan jejaring masih menjadi kendala pemasaran produk UMKM.*
BEBERAPA produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dipajang saat Workshop UMKM di Gedung Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Ciamis, Selasa, 15 November 2016. Kemasan dan jejaring masih menjadi kendala pemasaran produk UMKM.*

CIAMIS,(PR).- Terkendala jejaring serta kreatifitas yang masih sederhana, menyebabkan produk usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) Kabupaten Ciamis masih kalah bersaing dengan produk serupa daerah lain. "Sebenarnya produk UMKM Ciamis memiliki potensi pemasaran yang masih terbuka luas. Hanya saja, saat ini peluang tersebut belum dapat dimanfaatkan maksimal, karena terkendala SDM," ungkap Bupati Ciamis Iing Syam Arifin, Selasa, 15 November 2016, usai membuka Workshop UMKM. Kegiatan yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya, digelar di Kantor Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) , diikuti pemilik industri rumahan (home industry) yang ada di tatar Galuh Ciamis. Dalam kesempatan itu juga ditampilkan aneka produk UMKM. Didampingi Kepala OJK Tasikmalaya Ridwan, Iing menambahkan pengusaha dituntut meningkatkan kreatifitas, serta memiliki inovasi baru. Hal itu untuk mengantisipasi produk Ciamis kalah bersaing dengan produk serupa dari luar daerah. "Produk yang dihasilkan UMKM, rata-rata hampir sama di setiap daerah. Nah, sekarang bagaiamana caranya merebut pasar yang sama, tentunya hal itu menuntut SDM yang lebih handal. Kami percaya dengan ketekunan, UMKM Ciamis akan mampu menghadapi kondisi tersebut," tuturnya. Salah satu yang harus mendapat perhatian, kata Bupati Ciamis menyangkut kemasan. Selama ini kemasan yang dihasilkan UMKM, sederhana, sehingga kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain yang memiliki kemasan lebih baik dan menarik. Terlebih, dalam era pedagangan pasar bebas ASEAN atau MEA, lanjutnya, persaingan ketat tidak hanya dengan sesama pengusaha dalam negeri, akan tetapi juga dari luar negeri. Iing menambahkan, beberapa produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk serupa dari luar, misalnya gula semut yang tidak lain dalam gula kelapa (palm sugar) maupun gula kawung . "Konsumen akan lebih tertarik membeli produk yang kemasannya bagus. Yang masih harus dipicu kalangan UMKM lainnya yakni membangun jejaring yang lebih luas. Manfaatkan teknologi untuk membuka pasar," tambahnya. Tidak kalah penting dalam pengelolaan UMKM, kata Iing Syam Arifin menyangkut kemampuan pengelolaan keuangan atau manajemen. "Semuanya salaing melengkapi, mulai dari kemampuan membuat inovasi, pemasaran, harus pula didukung kemamapuan tata kelola keuangan," katanya. Sementara, Endut Rohadi , salah seorang pelaku UMKM galendo dan minyak kelapa mengungkapkan, salah satu kelemahan yang dimiliki UMKM yakni menyangkut kemasan dan pemasaran. Selama ini, lanjutnya masih banyak produk UMKM yang dikemas sederhana. "Banyak sekali produk yang dihasilkan UMKM. Hampir setiap wilayah memiliki produk sama. Agar dapat lebih bersaing, tentunya UMKM harus terus membuat inovasi baru, sehingga mampu meraih pasar," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat