kievskiy.org

Jalan Cadas Pangeran Bisa Dijadikan Film

PATUNG Bupati Sumedang zaman penjajahan Hindia Belanda, Pangeran Kornel yang sedang bersalaman memakai tangan kiri dengan Gubernur Jenderal HW Daendels, menghiasi Jalan Cadas Pangeran, beberapa waktu lalu. Jalan yang bersejarah itu, bisa dibuatkan film kolosal.*
PATUNG Bupati Sumedang zaman penjajahan Hindia Belanda, Pangeran Kornel yang sedang bersalaman memakai tangan kiri dengan Gubernur Jenderal HW Daendels, menghiasi Jalan Cadas Pangeran, beberapa waktu lalu. Jalan yang bersejarah itu, bisa dibuatkan film kolosal.*

SUMEDANG, (PR).- Anggota DPR RI Komisi X, Dony Ahmad Munir, optimistis bahwa budaya Sumedang bisa terangkat dengan usaha yang lebih kreatif, salah satunay melalui film. Sebagai orang Sumedang, Dony sangat mengetahui berbagai potensi ekonomi kreatif di kota tahu itu, terutama kuliner khas Sumedang yaitu tahu sumedang dan ubi cilembu. Kedua produk jagoan itu kini sudah menasional, meski belum mendunia. Ia sangat berharap kedua penganan tersebut bisa tembus pasar ekspor. Menurut dia, jika berkaca pada kesuksesan film "Upin Ipin" yang sukses memeprkenalkan budaya Melayu melalui film animasi, maka menggencarkan promosi kuliner Sumdang melalui tayangan film adalah yang dapat dilakukan. Di Sumedang, ada jalan bersejarah dan fenomenal, yakni Jalan Cadas Pangeran. Untuk mengangkat tahu sumedang dan ubi cilembu hingga ke pasaran luar negeri, kata Dony, bisa saja dengan membuat film kolosal bersejarah Jalan Cadas Pangeran. Pembangunan Jalan Cadas Pangeran bagian dari pembangunan Jalan Anyer-Panarukan 1.000 kilometer yang dilakukan zaman penjajahan Belanda. Pembangunannya dengan sistem kerja paksa atau rodi hingga menyebabkan ribuan warga pribumi gugur saat membangun Jalan Cadas Pangeran. Judul film yang bagus dan menarik, kata Dony, adalah "Pangeran Kornel vs HW Daendels". Dengan tayangan film itu, orang pasti ingin tahu Jalan Cadas Pangeran termasuk sejarahnya. Ketika orang banyak datang ke Sumedang, berbagai produk ekonomi kreatif Sumedang tentunya akan berkembang maju. Tahu Sumedang, ubi cilembu, opak conggeang, dan berbagai produk kerajinan tangan Sumedang akan laku keras. Pengaruhnya bisa membuka lapangan kerja. Angka pengangguran dan kemiskinan bisa ditekan hingga akhirnya bisa tercapai kesejahteraan masyarakat. "Jadi dari tayangan film Cadas Pangeran saja, pengaruhnya sangat besar bagi kemajuan ekonomi kreatif di Sumedang. Dengan tayangan film itu juga, sekaligus bisa mengangkat budaya dan sejarah, bahkan memupuk jiwa nasionalisme khususnya di kalangan generasi muda" ujarnya. Ide itu disambut dan diamini Deputi II Bidang Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Fadjar Hutomo. "Sangat bisa, Cadas Pangeran dibuatkan filmnya untuk mengangkat berbagai produk ekonomi kreatif Sumedang. Sejarahnya sudah menasional. Saya saja di Jawa Timur, tahu Cadas Pangeran," katanya. Ada beberapa contoh berbagai produk ekonomi kreatif bisa booming pengaruh dari pembuatan film. Contohnya, pengaruh film AADC (Ada Apa Dengan Cinta), membuat banyak orang yang datang ke Yogyakarta. Mereka ingin mencicipi kuliner sambil berselfi di kafe yang ada di film tersebut. Kini, kafenya sukses. Berbagai produk ekonomi kreatif di Yogyakarta, semakin tumbuh. Begitu pula dengan film Laskar Pelangi, membuat Bangka Belitung menjadi daeran destinasi wisata. "Itu contoh kekuatan film yang bisa mendongkrak usaha ekonomi kreatif daeran setempat," kata Fadjar.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat