kievskiy.org

Hujan Deras, Jalanan Sukabumi Mengembung

PENGEMUDI kendaraan roda empat, Senin, 21 November 2016 saat melintasi ruas jalan Gudang, di Kelurahan Kebon Jati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.  Seiring intensitas curah hujan semakin meningkat, dan adanya pembiaran yang dilakukan petugas saat kendaraan berat bermuatan lebih kapasitas (overload---red)  melintasi ruas jalan. Kini badan jalan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi amblas.*
PENGEMUDI kendaraan roda empat, Senin, 21 November 2016 saat melintasi ruas jalan Gudang, di Kelurahan Kebon Jati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Seiring intensitas curah hujan semakin meningkat, dan adanya pembiaran yang dilakukan petugas saat kendaraan berat bermuatan lebih kapasitas (overload---red) melintasi ruas jalan. Kini badan jalan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi amblas.*

SUKABUMI, (PR).- Seiring intensitas curah hujan semakin meningkat, Senin, 21 November 2016, kerusakan ruas jalan di Kota dan Kabupaten Sukabumi semakin parah. Bahkan kerusakan semakin tidak terkendali seiring adanya pembiaran yang dilakukan petugas saat kendaraan berat bermuatan lebih kapasitas melintasi ruas jalan. Seperti keberadaan badan Jalan Gudang, di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi kini sangat mengancam keselamatan jiwa para pegguna kendaraan roda dua dan empat. Badan jalan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi tidak hanya amblas sedalam sepuluh sentimeter tapi kini persis hamil tua. “Badan jalan padat lalu lalang berbagai jenis kendaraan, mengembung setinggi dua puluh sentimeter. Seolah-olah badan jalan tengah hamil tua karena mengembung cukup tinggi,” kata warga Cikole, Yayat, Senin, 21 November 2016. Kerusakan serupa terlihat diruas jalan milik pemerintah pusat. Bahkan kerusakan diruas Jalan KH Ahmad Sanusi persis depan SDN Cipelang Gede, Jalan Siliwangi, Jalan Rumah Sakit dan pertigaan depan APJ PLN Sukabumi Jalan Bhayangkara sudah lama terjadi. “Karena kerap dilindasi kendaraa berat, badan jalan disana mudah rusak. Apalagi curah hujan sangat tinggai kerusakan jalan semakin parah. Padahal pemerintah kurang sebulan baru memperbaiki,” katanya. Begitupun kerusakan jalan Cidahu-Parakansalak mengalami kondisi serupa. Jalan alternative sepanjang 10 kilometer, kini rusak parah. Padahal jalan ini sering digunakan pengendara untuk menghindari kemacetan di jalur Cicurug dan aktivitas sehari-hari warga. “Bahkan warga sempat menanam pohon pisang di titik lokasi badan jalan rusak. Warga kesal jalan alternative tidak kunjung diperbaiki pemerintah,” katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat