kievskiy.org

Warga Patungan Bangun Jembatan

WARGA Kampung Tanjungsari, Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah bekerja bakti membangun jembatan yang ambruk terbawa bandang, Selasa 6 Desember 2016.  Jembatan utama penghubung Desa Nagrog dengan Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega dan pusat keramaian tersebut dibangun menggunakan dana swadaya.*
WARGA Kampung Tanjungsari, Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah bekerja bakti membangun jembatan yang ambruk terbawa bandang, Selasa 6 Desember 2016. Jembatan utama penghubung Desa Nagrog dengan Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega dan pusat keramaian tersebut dibangun menggunakan dana swadaya.*

KERINGAT masih menetes di pelipis Solih (48) saat dijumpai di tepian Sungai Cipatujah, Kampung Tanjungsari, Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah, Selasa 6 Desember 2016. Siang itu, Solih bersama lebih dari 50 warga baru saja selesai bekerja bakti membangun jembatan yang sempat ambruk terbawa banjir bandang, akhir September 2016 lalu.

Warga sepakat membangun kembali jembatan sepanjang 30 meter dengan tinggi 15 meter karena jembatan itu merupakan sarana penting bagi masyarakat. Solih mengatakan, jembatan gantung berbahan bambu itu sangat berarti karena merupakan jalur perlintasan utama menuju pusat keramaian. 

Tanpa jembatan, warga bisa dikatakan nyaris terisolasi karena letaknya di balik Gunung Cipatujah. Warga harus memutar arah menuju sekolah dan pasar yang berada di seberang sungai di Kecamatan Culamega dan Kecamatan Karangnunggal. 

Dengan kondisi jalan yang sangat buruk, warga membutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua jam untuk menuju pusat keramaian. Sementara jika melewati jembatan, warga hanya membutuhkan waktu sekira 15 hingga 30 menit.

"Warga Desa Nagrog perlu sekali jembatan ini. Setiap mau ke pasar, ke sekolah, semua lewat situ," ucap Solih. 

Dia menceritakan, selama hampir dua bulan ambruk, aktivitas warga sangat terganggu. Hasil bumi seperti pisang hingga padi tak bisa dijual ke pasar. Alhasil, pendapatan mereka pun berkurang drastis.

"Kalau di jual juga percuma, berat di ongkos. Di sini ongkos transportasinya mahal. Jadi, mau tidak mau jembatannya harus dibangun," kata Solih. 

Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Satu Atap 2 Cipatujah Yana Mardiyana mengatakan, jembatan itu sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Setiap harinya, paling tidak 20 siswa dari Desa Nagrog melintasi jembatan tersebut karena sekolah mereka berada di Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat