kievskiy.org

Batik Butuh Pengakuan Generasi Muda

Harry menunjukan Batik Beasan khas Cianjur di kediamannya, Jalan Mesjid Agung, Kecamatan Cianjur, Cianjur, Jumat 23 Desember 2016. Pelestarian batik dinilai perlu memprioritaskan kontribusi generasi muda sebagai pangsa pasar yang paling besar saat ini.*
Harry menunjukan Batik Beasan khas Cianjur di kediamannya, Jalan Mesjid Agung, Kecamatan Cianjur, Cianjur, Jumat 23 Desember 2016. Pelestarian batik dinilai perlu memprioritaskan kontribusi generasi muda sebagai pangsa pasar yang paling besar saat ini.*

CIANJUR, (PR).- MENCINTAI dan menghargai batik tidak berhenti pada sekedar mengenakan kain khas Indonesia itu. Diperlukan juga pemahaman, rasa memiliki, hingga penghargaan terhadap hak cipta kepada pembuat. Setidaknya hal itu yang disampaikan Ketua Lembaga Pengkajian Pengembangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (LP3EM) Hibar Indonesia, Harry Mulyana Sastrakusumah. Rasa memiliki yang kuat perlu dipupuk, terutama pada generasi muda sebagai upaya melestarikan batik. ”Harus ada pengakuan dari generasi muda, itu cara paling ampuh untuk kelangsungan batik. Jangan terus terfokus pada segi ekonominya saja,” ujar pria berkacamata itu, Jumat 23 Desember 2016. Melalui perbincangan di kediamannya di Komplek Madrasah Gedong Asem, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Harry menuturkan banyak hal mengenai batik, terutama kontribusi generasi muda yang seharusnya semakin diprioritaskan. Maka dari itu, keberhasilan Cianjur menciptakan tiga motif batik yang didesain langsung oleh pelajar dari tingkat SD – SMA menjadi angin segar bagi dunia batik Cianjuran. Motif Gurisa, Kinanti, dan Pangkur merupakan perwakilan dari setiap jenjang pendidikan yang menjadi bagian dari batik Galuh Mukti khas Cianjur. ”Dengan begitu, kita memberi kesempatan bagi anak muda untuk menuangkan ide mereka mengenai batik. Jadi, mereka memakai apa yang mereka inginkan dan ciptakan, itu adalah kebanggaan,” ungkapnya. Lebih lanjut diungkapkan pria yang akrab disapa Abah itu, melalui batik ada bentuk sama rata dan sama rasa. Kesamaan pemakaian batik meminimalkan kesenjangan yang seringkali dirasakan oleh siswa dari sekolah-sekolah yang berbeda. Hal itu menurutnya perlu terus didorong agar generasi muda pun semakin terpupuk untuk menggunakan batik.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat