kievskiy.org

Yayasan Rumpin Een Sukaesih Akan Optimalkan Bidang Kriya

Pembina Yayasan Rumpin Al-Barokah Een Sukaesih Herman Suryatman tengah memaparkan pendidikan berbasis kasih sayang yang diajarkan almarhumah Een Sukaesih terhadap para pengurus dan para guru di SD Ar-Rafi Sumedang, beberapa waktu lalu
Pembina Yayasan Rumpin Al-Barokah Een Sukaesih Herman Suryatman tengah memaparkan pendidikan berbasis kasih sayang yang diajarkan almarhumah Een Sukaesih terhadap para pengurus dan para guru di SD Ar-Rafi Sumedang, beberapa waktu lalu

SUMEDANG, (PR).- Yayasan Rumah Pintar (Rumpin) Al-Barokah Een Sukaesih di Dusun Batukarut, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, akan menumbuhkan sekaligus mengoptimalkan Bidang Kriya atau usaha kerajinan yang selama ini melibatkan warga sekitar. Hasil penjualan barang-barang kerajinannya, untuk membiayai operasional kegiatan belajar termasuk penyediaan alat tulis. "Melalui optimalisasi Bidang Kriya ini diharapkan bisa membayai berbagai kebutuhan operasional di rumpin, tanpa ketergantungan bantuan pemda termasuk para donatur. Kami akan mengarahkan pencarian sumber anggaran berikut pengelolaannya bisa dilakukan secara mandiri," kata Pembina Yayasan Rumpin Al-Barokah Een Sukaesih, Herman Suryatman ketika dihubungi di Sumedang, Minggu 1 Januari 2017. Menurut dia, selama ini kegiatan Bidang Kriya masih berjalan. Hanya saja, tak dipungkiri aktivitasnya dinilai belum optimal dan cenderung berjalan alakadarnya. Kegiatan Bidang Kriya tersebut, dengan memproduksi berbagai kerajinan. Seperti halnya tas, dompet dan taplak meja dari plastik bekas bungkus kopi sachet dan kantong kresek. Gantungan kunci, vas bunga dan berbagai produk kerajinan lainnya terbuat dari bubur kertas. Begitu pula memproduksi berbagai penganan khas Sumdang, seperti opak conggeang, rengginang dan sale pisang. Berbagai kerajinan itu, selain dilakukan oleh para remaja pengurus rumpin, juga melibatkan warga sekitar. "Nah, Bidang Kriya ini akan kami optimalkan lagi dengan meningkatkan peran serta bapak-bapak dan ibu-ibu warga sekitar. Selain hasil penjualan barang-barang kerajinan ini untuk membiayai operasional keseharian kegiatan belajar di rumpin, juga untuk memberdayakan sekaligus meningkatkan produktivitas warga di lingkungan rumpin. Seandainya warga sekitar sudah produktif, secara tidak langsung mereka juga sedikitnya bisa membantu pendanaan operasioal belajar di rumpin," tutur Herman. Meski belum begitu maksimal, ucap dia, disyukuri sedikitnya hasil penjualan berbagai barang kerajinan itu bisa membantu membiayai operasional, seperti untuk membeli buku, alat tulis serta transport untuk para tutor. Hanya saja, pembiayaan yang terkadang belum tertutupi yakni pembayaran listrik dan internet. "Sekalian saya juga mau mengklarifikasi, informasi yang muncul bahwa di rumpin kekurangan buku dan alat tulis, sebetulnya tidak kekurangan. Saya sudah mengecek langsung. Buku dan alat tulis hingga kini masih cukup. Akan tetapi, jika ada para donatur yang mau membantu buku dan alat tulis, tentunya kami sangat berterima kasih," ujarnya. Lebih jauh Herman menuturkan, upaya optimalisasi Bidang Kriya itu, untuk menciptakan kemandirian pencarian sumber dana sekaligus pengelolaannya. Hal itu, untuk menghindari ketergantungan bantuan pemda dan penyandang dana lainnya. Upaya itu lah, yang diajarkan almarhumah sang guru qolbu Een Sukaesih saat mengajar anak-anak. Meski dengan segala keterbatasan termasuk sarana belajar, Een tetap bisa bahkan mampu membimbing anak-anak belajar. "Sekarang juga begitu. Ada atau tidak yang memberi bantuan, proses bimbingan belajar di rumpin alhamdulillah bisa berjalan. Kami justru ingin menerapkan proses belajar Bu Een yang selalu sabar dengan berbagai keterbatasan dan tetap ikhlas mengajar dengan penuh kasih sayang. Ini pesan moral dari sosok seorang guru qolbu yang perlu dicontoh," katanya. Ia menambahkan, kendati tahun 2016 lalu sama sekali tak ada bantuan termasuk bantuan pemda, proses bimbingan belajar kepada para siswa SD dan SMP tetap berjalan. Disyukuri, baru tahun 2017 ini ada bantuan dari Bupati Sumedang Eka Setiawan untuk membantu sarana belajar dan biaya operasional lainnya senilai Rp 50 juta. Bantuan dana tersebut, melalui dana CSR (corporate social responsibility) Bank Sumedang. "Alhamdulillah," ujar Herman mengucap syukur.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat