kievskiy.org

Sport Center Cigugur 26 Tahun Terbengkalai

Kondisi Lapangan Sepak Bola Cigugur di Blok Bebedahan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, tampak kumuh tak terawat, beberapa waktu lalu. Lapangan sepak bola itu, tahun ini akan dibangun hingga menjadi bagian dari pembangunan pusat olah raga di wilayah Sumedang kota.*
Kondisi Lapangan Sepak Bola Cigugur di Blok Bebedahan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, tampak kumuh tak terawat, beberapa waktu lalu. Lapangan sepak bola itu, tahun ini akan dibangun hingga menjadi bagian dari pembangunan pusat olah raga di wilayah Sumedang kota.*

SUMEDANG, (PR).- Pembangunan pusat olah raga (sport center) di Blok Bebedahan/Cigugur, Kelurahan  Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan yang sedianya akan dilaksanakan tahun ini, sebetulnya sudah dirancang dari dulu sekitar tahun 1990-an.  Salah satunya ditandai dengan pembangunan Lapangan Sepak Bola Cigugur  tanggal 21 September 1990 dengan lahan seluas 24.856 meter persegi.  

Jika melihat tanggal pembangunan lapangan sepak bola tersebut, artinya rencana  pembangunan pusat olah raga di Cigugur itu sudah 26 tahun terbengkalai. Bahkan prihatinnya lagi, kondisi lapangan sepak bolanya tak terawat hingga terlihat kumuh dan setiap harinya sepi.

“Syukur kalau pusat olah raga itu mau dibangun tahun ini. Jika meleset lagi, benar-benar keterlaluan. Sebab, rencana pembangunan pusat olah raga di Cigugur itu sudah dirancang dari dulu tahun 1990. Kalau mau dibangun,  secepatnya.  Jangan sampai pembangunan dan penataan kota di Sumedang tertinggal oleh kabupaten tetangga, Malu,” ujar sejarawan dan budayawan sekaligus tokoh masyarakat Kabupaten Sumedang, Achmad Wiriaatmadja di Sumedang, Senin 2 Januari 2017.
 
Menurut dia, dalam perencanaan penataan kota tahun 1990 lalu, pembangunan pusat olah raga di Cigugur itu termasuk bagian penataan wilayah perkotaan Sumedang terpadu. Pembangunan lapangan sepak bola dan pusat olah raga, dipadukan dengan kawasan wisata alam Taman Hutan Rakyat (Tahura) Gunung Kunci dan Gunung Palasari. Sebab, lokasinya berdampingan. 


Pembangunan pusat olah raga,  dulunya sengaja ditempatkan di Cigugur karena ditunjang suasana alam yang sejuk dan rindang dengan pepohonan di Tahura Gunung Kunci dan Gunung Palasari. “Jadi, penataan kota terpadu yang dirancang dulu itu sudah sangat ideal. Begitu pula untuk pembangunan pusat olah raga yang dirancang dulu, jalan masuknya dari Jalan Kutamaya dan keluar di Jalan Pangeran Sugih,” tuturnya.
 
Akan tetapi, entah tahu kenapa rencana pembangunan pusat olah raga itu bisa terbengkalai sampai puluhan tahun. Akibat pusat olah raganya tak dibangun, selama itu pula kegiatan olah raga masyarakat ditempatkan di satu titik keramaian yakni di Alun-alun Sumedang, Dari mulai senam, lari pagi hingga voli. Bahkan sabtu-minggu, dipadati dengan pasar kaget.  “Akibatnya, suasana Alun-alun tak nyaman lagi,” ujar Achmad.
 
Seandainya pusat olah raga di Cigugur jadi dibangun, lanjut dia, titik keramaiannya akan terbagi.  Yang asalnya kegiatan olah raga di Alun-alun, nantinya semuanya ditempatkan di  pusat olah raga. Misalnya, voli, tenis lapangan, sepak bola, termasuk cabang olah raga unggulan yakni Panahan. “Kalau sport center jadi dibangun di Cigugur, Sumedang kota akan lebih ramai lagi. Bahkan kotanya akan tambah  indah lagi dan tertata rapi,” tuturnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat