CIREBON, (PR).- Bulog Subdivisi Regional Cirebon bakal mengirimkan kelebihan stok beras ke wilayah lainnya. Sampai saat ini stok beras di sejumlah gudang Subdivre Cirebon mencapai 63.636 ton, aman sampai 11 bulan ke depan.
Saat ini, stok beras yang tersimpan di gudang Subdivre Cirebon, bahkan ada yang sudah enam bulan lalu. Menurut Kepala Bulog Subdivre Cirebon, Titov Agus S, stok aman yang normal, cukup tiga sampai lima bulan ke depan.
Menurut Titov, pengiriman ke daerah lain (move) ditargetkan mencapai 35.000 ton. "Untuk tahap awal akan dikirimkan ke Sibolga sebanyak 2.000 ton dalam pekan-pekan ini," kata Titov saat menyampaikan evaluasi program 2016 Rabu, 4 Januari 2016.
Diakuinya, kelebihan stok beras disebabkan stabilnya harga beras di pasaran, sehingga Bulog tidak sering menerima permintaan untuk melakukan intervensi pasar dengan melakukan operasi pasar.
Praktis Subdivre hanya mengamankan program penyaluran raskin.
Menurutnya, penyaluran raskin untuk wilayah kerja Subdivre Cirebon yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Majalengka, tahun 2016 total sebanyak 68.736 ton, untuk 381.869 kepala keluarga.
Selain itu, kelebihan stok juga karena adanya penambahan target pengadaan tahun 2016 sampai 5.000 ton. "Target pengadaan 2016 semula 150 ribu ton, kemudian dikoreksi menjadi 140 ribu ton. Namun kemudian ditambah lagi 5.000 ton," katanya.
Musim kemarau basah yang ditandai dengan penambahan intensitas penanaman padi dari dua kali menjadi tiga kali, juga menjadi salah satu faktornya. Biasanya penyerapan berakhir pada bulan Oktober. Namun tahun ini, sampai 27 Desember bahkan masih ada penyerapan. "Makanya pengiriman beras ke daerah lain harus dilakukan, agar beras tidak terlalu lama disimpan," tukasnya.
Menurutnya, kalau terlalu lama disimpan akan mempengaruhi kualitas beras secara visual. Dari segi rasa sebenarnya tidak mengalami perubahan karena masih pulen. Namun secara visual, warnanya sedikit berubah agak berubah kekuningan.
"Ini yang suka menjadi persoalan pada saat penyaluran raskin. Warga kan maunya putih bersih seperti di pasar. Meski secara rasa masih pulen, namun seringkali ditolak," katanya.