kievskiy.org

Pembinaan Atlet Berkelanjutan, Target Besar Dibalik Jaya Perkasa

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat memantau Wahana Olahraga Jaya Perkasa, Kabupaten Purwakarta, Selasa, 17 Januari 2017.*
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat memantau Wahana Olahraga Jaya Perkasa, Kabupaten Purwakarta, Selasa, 17 Januari 2017.*

PURWAKARTA, (PR).- Fasilitas olahraga Wahana Olahraga Jaya Perkasa, Kabupaten Purwakarta tidak hanya berfungsi untuk menjadi ruang publik. Lebih dari itu, pembinaan atlet yang berkesinambungan menjadi target Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam membangun fasilitas olahraga yang berdiri di atas lahan seluas 12 hektar tersebut. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, karena itulah pembangunan dilakukan tidak berbenturan dengan pelaksanaan kompetisi olahraga apapun. Hal ini agar pembinaan atlet purwakrta bisa berlangsung secara jangka panjang. “Kalau momen PON dan PORDA itu kebanyakan bukan atlit daerah setempat yang bertanding, saya kira ini tidak etis ya. Ini butuh political will dari pemimpin daerah mulai dari penataan fasilitas dan pembinaan atlit itu sendiri,” katanya, Selasa 17 Januari 2017, dalam siaran pers yang diterima "PR". Dia menuturkan, pembinaan atlet yang berkesinambungan tersebut juga penting dilakukan untuk menghindari 'comot' atlet dari daerah lain. Selama ini diketahui, banyak daerah merekrut atlet-atlet dari daerah lainnya untuk mendongkrak prestasi olahraga mereka. Menurut Dedi, kebiasaan tersebut harus dihilangkan dan mulai memberdayakan potensi atlet lokal. Dia mengungkapkan salah satu pembinaan atlet yang dilakukan Kabupaten Purwakarta adalah di bidang sepakbola. Pemain dari berbagai desa di Purwakarta yang tergabung dalam tim sepakbola ASAD 313 Jaya Perkasa mampu berprestasi di tingkat nasional dan bahkan internasional. Nama tim sepak bola tersebut bahkan kini ijadikan nama baru bagi GOR Purnawarman, Purwakarta. Melalui pembinaan jangka panjang, Dedi berharap dunia sepak bola Purwakarta dapat lepas dari stigma mati suri. Dedi mengatakan, pembinaan sumber daya atlet sepak bola memiliki nilai yang jauh lebih besar dibandingkan harus menggelontorkan dana untuk membiayai klub profesional. “Kita bangun pondasinya saja dulu, melalui sekolah sepakbola lahir talenta berkualitas. Kalau mengelola klub kan butuh dana besar, apalagi kompetisinya berjenjang,” ujarnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat