kievskiy.org

Ribuan Petani Datangi Kantor Camat Jatiluhur Tolak Penertiban KJA

PURWAKARTA, (PR).- Ribuan petani kolam jaring apung (KJA) waduk Jatiluhur mengepung kantor Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Rabu, 18 Januari 2017. Kedatangan mereka guna meminta pihak kecamatan memfasilitasi agar para petani kolam jaring apung bisa berdialog dengan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang berencana menertibkan seluruh kolam jaring apung yang ada di perairan Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Para petani yang mendatangi kantor Kecamatan Jatiluhur menolak keras rencana Pemkab Purwakarta yang akan menertibkan seluruh kolam jaring apung yang ada di waduk Jatiluhur. Pasalnya, usaha membudidayakan ikan di perairan waduk Jatiluhur, Purwakarta sudah berlangsung selama puluhan tahun sehingga jika rencana itu tetap dilaksanakan akan mematikan ekonomi para petani ikan yang jumlahhnya mencapai puluhan ribu orang. Salah seorang petani ikan, Adang Suwardi Nirja (50) yang ditemui di sela-sela aksi demo mengatakan usaha membudidayakan ikan yang dilakoninya sudah berlangsung lebih dari 10 tahun dan terbukti sangat memberikan keuntungan secara ekonomi kepada keluarganya. "Saya bisa menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi itu berasal dari usaha membudidayakan ikan sehingga jika rencana Pemkab tetap dilaksanakan berarti mematikan mata pencaharian kami," katanya dengan nada lirih. Pihaknya mengharapkan Pemkab Purwakarta khususnya Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi untuk memikirkan kembali rencana menertibkan seluruh kolam jaring apung yang ada di waduk Jatiluhur, Purwakarta. "Mudah-mudahan saja Bupati Purwakarta mendengar jeritan hati para petani ikan yang selama ini mendapatkan penghasilan dari membudidayakan ikan di waduk Jatiluhur ini," kata Adang Suwardi. Koordinator aksi demo para petani ikan kolam jaring apung, Yana Setiawan mengatakan kedatangan kami ke kantor kecamatan ini guna meminta camat memfasilitasi para petani guna berdialog dengan Bupati Purwakarta mengenai masalah rencana penertiban kolam jaring apung tersebut. Menurutnya, para petani tidak alergi terhadap rencana Pemkab Purwakarta dalam menertibkan kolam jaring apung tapi penertiban yang dilakukan dalam artian tidak menghapuskan seluruh kolam jaring apung yang ada. Pihaknya yang mengaku membawa aspirasi petani menolak keras rencana Pemkab Purwakarta yang akan men-zero-kan waduk Jatiluhur dari kolam jaring apung. Dijelaskan, perputaran ekonomi di kolam jaring apung ini setiap hari beromset sekitar Rp 2 miliar yang bisa menghidupi belasan sampai ribuan orang terutama warga yang ada di sekitar waduk. "Mereka selama ini menjalankan usaha seperti mengojegkan perahu, menjual makanan/minuman dan lainnya," kata Yana. Menurutnya, jika rencana Pemkab Purwakarta tidak bisa berubaha, maka para petani yang selama puluhan tahun berkecimpung di bidang pembudidayakan ikan ini akan tetap bertahan. Menjawab pertanyaan. Yana Setiawan tak menepis adanya anggapan bahwa usaha perikanan di waduk Jatiluhur ini dimiliki para pejabat baik dari Purwakarta tapi juga dari luar daerah seperti dari Bandung dan Jakarta. Tapi menurut Yana, prosentase para pengusaha besar dari luar Purwakarta hanya sekitar 30%, sedangkan mayoritas tetap warga Purwakarta yang selama ini mengandalkan penghasilan dari usaha membudidayakan ikan di waduk Jatiluhur. Seperti diberitakan harian ini, pada tahun 2022 mendatang, kawasan perairan waduk Jatiluhur Purwakarta bebas dari kolam jaring apung yang sekarang ini jumlahnya sudah mencapai 30 ribu KJA. Penertiban seluruh KJA yang ada di waduk tersebut merupakan upaya untuk mengembalikan kualitas air waduk Jatiluhur.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat