kievskiy.org

Cuaca Buruk, Nelayan Ciparage tak Bisa Melaut

SEJUMLAH nelayan Desa Ciparagejaya menurunkan ikan teri  hasil tangkapan mereka di sekitar pesisir pantai tersebut, Minggu 5 Februari 2017. Dalam sepekan terkahir ini nelayan Ciparage tidak berani melaut ke laut lepas karena cuaca sedang buruk. Akibatnya, hasil tangkapannya menurun drastis.*
SEJUMLAH nelayan Desa Ciparagejaya menurunkan ikan teri hasil tangkapan mereka di sekitar pesisir pantai tersebut, Minggu 5 Februari 2017. Dalam sepekan terkahir ini nelayan Ciparage tidak berani melaut ke laut lepas karena cuaca sedang buruk. Akibatnya, hasil tangkapannya menurun drastis.*

KARAWANG, (PR).- Hujan lebat disertai angin kecang yang terjadi akhir-akhir ini membuat ratusan nelayan di Dusun Ciparagejaya, Desa Ciparage, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, tidak bisa melaut. Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, saat ini mereka mengandalkan dan paceklik yang dibagikan pihak Koperasi Unit Desa setempat.

Wakil Ketua Bidang Perikanan Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Karawang, Aef Suhardi, warga Desa Ciparage mengatakan, sebagian besar warga Ciparage berprofesi sebagai nelayan. Setiap hari mereka pergi ke laut lepas untuk menangkap ikan.

Namun, dalam satu pekan terakhir ini mereka terpaksa menambatkan perahunya masing-masing karena cuaca kurang bersahabat. Gelombang sangat tinggi. Mereka tidak berani melaut hingga ke tengah," ujat Aef, Minggu 5 Februari 2017. 

Menurut dia, sebagian kecil nalayan ada yang memberanikan diri mencari ikan-ikan kecil di sepanjang pesisir. Namun hasil tangkapan mereka tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Asip, salah seorang nelayan Ciparagejaya mengatakan, hasil tangkapan mereka berkurang hingga 90 persen. "Biasanya kami menangkap ikan teri mencapai 100 kilogram per hari. Namun, sejak cuaca buruk terjadi, hasil tangkapan kami paling banyak hanya 10 kilogram per hari," ucapnya.

Disebutkan juga, saat ini dia bersama ratusan nelayan lainnya sudah tidak melaut selama tiga hari terakhir ini. Pasalnya, mereka sudah kehabisan modal untuk mengoperasikan perahunya. Menurut Asip, dalam kondisi cuaca normal, satu perahu yang diawaki 8 orang mampu meraup penghasilan 4 hingga 5 juta per hari. Setelah dipotong biaya pembelaian solar dan dibagi dengan pemilik perahu para nelayan tersebut bisa membawa uang sedikitnya Rp 150.000 per orang.

Sementara modal untuk pembelian solar dan makan para awak perahu bisa mencapai Rp 2 juta per hari. Namun, setelah hasil tangkapan turun drastis, hasil penjalan ikan tidak sebanding lagi dengan modal yang di keluarkan.

Merosotnya hasil tangkapan nelayan Ciparagejaya, dibenarkan oleh Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) setempat, Budiyanto. Menurut dia, saat cuaca sedang bagus, perputaran uang nelayan di TPI Ciparage, setiap hari bisa mencapai Rp 100 juta . Tapi dalam satu bulan terakhir ini, perputaranya sekitar Rp 18 juta saja.

Menurut Budiyanto, untuk membantu para nelayan, pihak TPI telah menyalurkan dana paceklik kepada 174 nelayan anggota TPI tersebut. "Dana paceklik tersebut merupakan tabungan para nelayan yang dipotong dari hasil penjualan ikan tiap hari sebesar 1 persen," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat