kievskiy.org

Cianjur Penerima Rastra Tertinggi 

SEJUMLAH kendaraan melintas di depan Kantor Perum Bulog Subdivre Cianjur, Jalan Muwardi, Kamis, 9 Maret 2017. Bulog menyatakan Cianjur masih menjadi penerima rastra terbanyak dibandingkan dengan wilayah lain, sebut saja Kabupaten Sukabumi sebagai wilayah terdekat.*
SEJUMLAH kendaraan melintas di depan Kantor Perum Bulog Subdivre Cianjur, Jalan Muwardi, Kamis, 9 Maret 2017. Bulog menyatakan Cianjur masih menjadi penerima rastra terbanyak dibandingkan dengan wilayah lain, sebut saja Kabupaten Sukabumi sebagai wilayah terdekat.*

CIANJUR, (PR).- Kabupaten Cianjur menjadi daerah dengan penerima beras sejahtera (rastra) tertinggi di Indonesia dengan 34.192.620 kilogram selama 2017 ini. Walaupun didapati penurunan rumah tangga sasaran (RTS) dan jumlah rastra, Cianjur tetap menjadi kawasan dengan penerima rastra terbanyak.

Kepala Perum Bulog Subdivre Cianjur Rizaldi mengatakan, pagu rastra untuk Cianjur keluar pada akhir Februari 2017. Berdasarkan data dari Perum BULOG Subdivre Cianjur, pada 2016 lalu pagu rastra Cianjur mencapai 37.991.880 kilogram untuk 211.066 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM). 

Sementara itu, di tahun ini Cianjur mendapatkan pagu sebanyak 34.192.620 kilogram untuk 189.959 RTS-PM. Dapat disimpulkan, terjadi penurunan sebanyak 3.799.260 kilogram dan 21.107 RTS-PM. 

”Dibandingkan dengan Kabupaten Sukabumi dengan 47 kecamatan dan 386 desa yang menerima 2,7 kilogram rastra per bulan. Cianjur masih lebih banyak menerima, yakni 2,8 kilogram rastra untuk 360 desa per bulan,” kata Rizaldi.

Tak hanya berhenti pada persoalan penerimaan jatah yang terbilang tinggi, pendistribusian beras oleh Bulog seringkali mendapati pembagian yang merata di lapangan. Menurutnya, penerima rastra mendapatkan jatah sebanyak 15 kilogram seharga Rp 1.600 per kilogram. 

Namun, di lapangan ia menjelaskan, jika pembagian tidak selalu sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. Hal tersebut terjadi, karena ada pemerintah tingkat desa dan rukun tetangga (RT) yang membagikan beras secara merata kepada seluruh warga.

”Banyak terjadi pemerataan penerima rastra, karena ternyata warga mampu pun ingin mendapat jatah rastra. Makanya, ditempuh jalan keluar untuk membagi beras secara merata setelah ada kesepakatan berbagai pihak,” ucapnya.

Fenomena tersebut banyak terjadi di berbagai daerah, karena pada kenyataannya keberadaan/pembagian rastra dapat memicu konflik disebabkan masih ada kalangan bukan penerima yang bersikeras merasa harus menerima rastra.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat