MAJALENGKA, (PR).- Sejumlah petani di Desa Babakananyar dan Desa Jatiraga di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, mengeluhkan serangan tikus yang kian mengganas. Tikus-tikus itu merusak seluruh persemaian padi hingga petani harus menyemai ulang.
Menurut keterangan Ketua Mitra Cai di Blok Pos, Jaja, serangan tikus terjadi pada musim tanam kedua saat ini. Sebelumnya, pada musim tanam rendeng, hama tikus relatif terkendali. "Serangan tikus sejak terakhir panen. Sekarang tikus lebih banyak menghabiskan seluruh persemaian padi milik para petani," ungkap Jaja.
Karena persemaian habis digasak tikus, akhirnya petani berupaya menyemai ulang. Agar terhindar dari serangan tikus, persemaianpun dikelilingi plastik. "Kalau tidak dilingkung plastik, persemaian pasti habis lagi," kata Jaja yang memiliki sawah seluas 3,4 hektare. Serangan tikus biasanya terjadi malam hari.
Harusnya, menurut Jaja, pembasmian tikus dilakukan secara gropyokan agar kelak tidak menyerang padi yang baru ditanam. Untuk kegiatan tersebut butuh orang yang mampu mengerakannya, karena tidak bisa dilakukan oleh petani secara sendiri-sendiri. "Susah petani di sini mah, rumput di sawah saja sebelum ditanam inginnya disemprot oleh mitra cai. Padahal, mitra cai kan hanya mengatur dan melakukan pengelolaan air agar air bisa terdistribusikan ke seluruh areal," kata Mamat.
Keluhan yang sama disampaikan Memet petani di Blok Citabo, Desa Jatiraga, di wilayahnya serangan tikus datang dari bekas lio (pabrik genting) yang kebetulan letak sawahnya berdekatan dengan bekas pabrik genting yang sudah puluhan tahun tidak berproduksi. Tikus selalu banyak karena sarangnya dekat di bekas pabrik genting.
Para petani berharap, pemerintah bisa membantu memberikan obat pembasmi tikus agar tanamannya bisa tumbuh dengan baik dan selamat dari serangan tikus. Bila dibiarkan menurut mereka petani akan terancam gagal panen. "Petani ini rugi dua hingga tiga kali. Kerugian akibat produksi yang tidak seimbang dengan modal yang telah dikeluarkan. Kerugian kedua, harga gabah yang terus merosot serta kerugian ketiga sekarang serangan hama yang terus menerus," ujar Jaja.***