kievskiy.org

Kanker Serviks Penyebab Satu Orang Meninggal Setiap Jam di Indonesia

PULUHAN perempuan mengantre pemeriksaan kanker serviks di Puskesmas Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat 21 April 2017. Pendeteksian penderita penyakit tersebut belum optimal karena tidak didukung jumlah sarana dan tenaga ahli.*
PULUHAN perempuan mengantre pemeriksaan kanker serviks di Puskesmas Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat 21 April 2017. Pendeteksian penderita penyakit tersebut belum optimal karena tidak didukung jumlah sarana dan tenaga ahli.*

CIBINONG, (PR).- Setiap dua menit, seorang perempuan di dunia meninggal karena kanker serviks. Di tingkat Asia Pasifik, seorang perempuan meninggal setiap tujuh menit. Di Indonesia, tercatat terdapat satu kematian setiap jam karena penyakit itu.

Di kabupaten Bogor, pengidap kanker serviks belum terdeteksi secara optimal. Pengecekannya baru bisa dilakukan di beberapa tempat oleh petugas berkemampuan khusus yang jumlahnya minim. Upaya pengobatannya juga kerap terlambat akibat kesadaran masyarakat memeriksakan diri masih rendah.

Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Yessi Desputri menyatakan, kanker serviks masih jadi salah satu penyebab kematian utama pada perempuan. 

Menurutnya, sebagian besar penderita kanker serviks baru menyadari saat kondisinya sudah parah. "Di Kabupaten Bogor, data kami untuk penderita kanker serviks terus terang belum valid. Kami tidak mendapatkan data dari rumah sakit karena pasien sudah lanjut ke rumah sakit besar di luar kota, sampai meninggal, dan tak tercatat oleh kami," kata Yessi di Puskesmas Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat 21 April 2017.

Akibat keterlambatan pendeteksian, Yessy mengakui, tenaga medis dan sarana yang tersedia di rumah sakit daerahnya tidak mampu menangani penyakit mereka. Pasien yang bersangkutan akhirnya segera dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar di luar Kabupaten Bogor. Dengan kondisi pendataan seperti itu, Dinkes setempat hanya bisa mencatat jumlah penderita kanker serviks secara akumulatif hingga 2016 sebanyak 60 orang.

"Jumlah penderita kanker serviks di Kabupaten Bogor sudah mulai berkurang. Pada 2016 lalu, kasus baru yang tercatat sebanyak 11 orang. Tahun 2014 kita ketemunya 30-an kasus," kata Yessy. 

Dinkes daerahnya diakui sudah berupaya mendeteksi para penderita kanker serviks melalui sosialisasi dan pemeriksaan rutin di lima Puskesmas seperti di Cibinong, Cimandala, Ciomas, Cibungbulang dan Citereup.

Masyarakat dapat memeriksakan diri di Puskesmas tersebut kepada petugas khusus yang telah diberikan pelatihan. Yessi meyakinkan pemeriksaan penyakit tersebut tidak bisa sembarangan meskipun secara teknis dianggap sederhana dan bisa langsung diketahui hasilnya. Pemeriksaan serupa juga bisa dilakukan di klinik-klinik khusus yang berjumlah 12 tempat, ditambah satu tempat praktik dokter dan dua laboratorium swasta di daerahnya.

Jumlah tempat pemeriksaan dan tenaga ahli di Kabupaten Bogor diakui masih kurang bila dibandingkan target penduduk yang harus diperiksakan. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat