PURWAKARTA, (PR).- Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar Ade Komarudin menegaskan, DPP Partai Golkar harus merekomendasikan kader Golkar untuk maju di Pilgub Jabar 2018. Hasil survei yang kurang baik tak bisa dijadikan acuan.
Hal tersebut dikatakannya terkait pertemuan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Pertemuan itu disebut terkait dengan Pilgub Jabar mendatang.
Saat ini, kader Partai Golkar yang digadang-gadang maju di Pilgub Jabar salah satunya Dedi Mulyadi. Seperti diketahui Dedi juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jabar sekaligus Bupati Purwakarta.
Menurut Ade, calon gubernur yang diusung harus kader Golkar. Syarat itu juga berlaku untuk semua calon kepala daerah yang diusung Golkar pada Pilkada serentak 2018.
"Harus kader Golkar, termasuk untuk Bupati Purwakarta ke depan harus kader Golkar juga. Kalau bukan kader ya bagaimana," kata Ade usai menyambangi Kantor Golkar Purwakarta Jalan Veteran, dalam kunjungan kerjanya, Kamis 11 Mei 2017.
Pria yang akrab disapa Akom ini menyatakan, DPP Partai Golkar tidak memberikan rekomendasi pada Dedi. Hal itu karena hasil survei menunjukkan elektabilitas dan popularitas Dedi Mulyadi masih rendah.
Bukan Hanya Survei
Hasil sejumlah survei menunjukkan, Ridwan Kamil lebih unggul dibanding dengan Dedi Mulyadi. Hasil survei ini kerap menjadi acuan partai politik dalam merekomendasikan kadernya untuk maju di pilkada.
"Teorinya begitu, bagus sebenarnya. Tapi kan bukan itu saja faktornya. Kalau saya ngobrol sama pemenang pilpres, ternyata survei bukan satu-satunya. Sekarang begini deh, dulu mohon maaf, waktu periode pertama Pak Aher (Ahmad Heryawan) tidak diunggulkan tapi menang. Lalu waktu Pilgub DKI, Pak Joko Widodo lawan Foke. Kemarin Anies dengan Ahok, itu saja. Jadi survei itu tidak menjamin, tangan Tuhan yang bekerja," kata Ade.
Ia juga menegaskan agar kader partai harus diprioritaskan. Meskipun hasil survei internal tidak mendukung. Apalagi, kader tersebut potensial dan komitmen pada rakyat dan partai sudah teruji.