CIBINONG, (PR).- Sebanyak puluhan kilogram daging celeng atau babi hutan diamankan polisi, Selasa 30 Mei 2017. Daging celeng itu rencananya akan dioplos dengan daging ayam untuk bahan bakso. Lokasi penjualan ada di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Kapolres Bogor Andi M Dicky Pastika menjelaskan perbedaan antara penampakan fisik daging celeng dan daging sapi. Menurut dia, sekilas tampilan daging babi hutan ini mirip dengan daging sapi namun warna merah daging celeng lebih muda. Sedangkan bakso dari bahan daging celeng warnanya lebih terang atau keputih-putihan karena dicampurkan dengan daging ayam dan tepung. Ia mengaku memang cukup sulit membedakannya.
Namun, yang paling gampang adalah membedakan harganya. Daging celeng yang dioplos dijual dengan harga Rp 40.000-50.000 per kilogram. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi yang biasa dijadikan bahan baku bakso, sebanyak Rp 110.000-120.000 per kilogram.
"Peredaran tersebut memang memanfaatkan momentum kebutuhan daging yang sedang tinggi. Mereka menjual dengan harga yang murah," katanya. Tak heran, daging oplosan itu menggiurkan para pedagang bakso. Meski, pelaku mengaku menjual daging tersebut berdasarkan pesanan saja.
Meski ditemukan unsur daging babi hutan pada bakso yang akan dijual, Dicky mengaku tidak akan menahan para penjual bakso tersebut. Ia beralasan mereka tidak mengetahui daging yang dibeli mengandung daging haram itu. "Tidak menutup kemungkinan daging tersebut beredar di luar Citeureup. Yang penting kita harus meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Pengecekan peredaran daging celeng
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor berencana melakukan pengecekan ulang ke penjual daging di pasar-pasar tradisional dan penjual bakso. Kepala Bidang Perdagangan Jona Sijabat merasa kecolongan karena setiap kali pemeriksaan ke tempat-tempat tersebut ia tidak menemukan keberadaan daging celeng.
"Kita operasi kemarin ke pasar itu tidak ditemukan. Mungkin karena kita datangnya sekitar jam 9.00-10.00. Sejauh pantauan kami selama ini tidak pernah ditemukan," kata Jona. Ia menduga daging babi hutan ini beredar di beberapa tempat saja pada waktu-waktu tertentu sehingga tidak diketahui petugas.
Dari kunjungan tim gabungan dinas, kepolisian dan lainnya ke pasar-pasar tradisional sebelum puasa, Jona menegaskan stok daging sapi maupun ayam masih mencukupi permintaan masyarakat. Ia mengakui ada kenaikan harga komoditas tersebut sebanyak beberapa ribu rupiah saat ini.***