kievskiy.org

Kolang-kaling dan Anggur Berformalin Ditemukan di Karawang

KARAWANG, (PR).- Tim Pengawasan Pangan Terpadu (TPPT) Kabupaten Karawang menemukan anggur berformalin, yang diimpor dari Australia. Bahkan kadar kadar formalin pada produk impor tersebut melebihi batas indikator formalin yang dibawa petugas.

Menurut Sekretaris TPPT Kabupaten Karawang, Kadarisman, saat diperiksa di laboratorium, ekstrak anggur Australia yang diambil petugas dari sejumlah penjual, berubah menjadi ungu. Diperkirakan kadar formaalin
pada anggur tersebut melebihi 1,5 ppm.

"Kandungan formalin pada anggur tersebut sangat tinggi. Sebab, warna ungu itu menunjukan kandungan formalin yang melebihi angka indikator dalam tabel warna formalin," kata Kadarisman, Rabu, 14 Juni 2017.

Kadarisman menduga, anggur itu langsung dicelupkan atau direndam dalam larutan formalin agar tidak cepat layu atau busuk. "Menurut pedagangnya, anggur itu berasal dari Australia," ucapnya.

Selain anggur berformalin, lanjut Kadarisman, sejumlah zat kimia berbahaya juga  ditemukan pada sejumlah makanan pasar lainnya. "Dari 24 sampel makanan yang kami periksa kandungannya, ada sembilan makanan yang diketahui mengandung boraks dan formalin," ujarnya.

Disebutkan, selain anggur berformalin, makanan yang mengandung formalin lainnya adalah ayam potong, anggur impor, kolang-kaling, dan bakso. Sementara makanan yang mengandung boraks, adalah pacar cina hitam dan pink,  cincau hijau, hitam, dan merah.

"Sejumlah pedagang yang menjual makanan itu sudah mendatangi berita acara perjanjian. Jika menjual lagi akan dijatuhi sanksi dan barang dagangannya disita untuk dimusnahkan," papar Kadarisman.
 

Harus ditindak

Selain itu, lanjutnya, TPPT Lalu akan menelusuri dari mana bahan makanan dan anggur berformalin tersebut diperoleh. Produsen yang membuat makanan olahan itu harus ditindak," ujarnya.

Disebutkan Kadarisman, TPPT Karawang selain bertugas mengontrol pasokan kebutuhan pokok, juga sebagai penjamin keamanan kualitas pangan. Meski begitu, masyarakat diharapkan jangan terlalu gampang dalam memilih makanan.

"Masyarakat harus cerdas saat memilih makanan dan berbelanja di pasar. Sementara pedagang pun harus bertanggungjawab atas barang dagangannya, baik soal  harga maupun kualitas," kata Kadarisman.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat