kievskiy.org

Macan Ciremai Diduga Kerap Berkeliaran di Desa Bandorasa Kulon Kuningan

Macan Tutul Jawa.*
Macan Tutul Jawa.*

KUNINGAN, (PR).- Macan kumbang penghuni hutan kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai diperkirakan beberapa ekor di antaranya belakangan ini sering bercokol di sekitar Desa Bandorasa Kulon, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Dugaan itu, muncul atas keterangan meyakinkan dari seorang warga setempat.

Nasir (45), warga Desa Bandorasa Kulon yang turut mendaftarkan diri bergabung dalam kegiatan pengamatan populasi dan habitat macan tutul jawa (panthera pardus melas) bersama fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, mulai pertengahan bulan Agustus ini hingga minggu ketiga Desember 2017.

“Sekitar sebulan setengah lalu, saya pernah dua kali melihat keberadaan macan tutul hitam dalam kawasan TNGC yang berbatasan dengan lahan milik masyarakat Desa Bandorasa Kulon. Pertama saya lihat seekor macan tutul berbulu hitam lurik putih sedang mencabik seekor bangkai babi di Blok Kapunduan.

Kemudian beberapa hari berikutnya, saya sempat melihat lagi ada seekor macan berbulu hitam polos dalam posisi berduduk di Blok Cigedong atau Blok Pangangonan,” kata Nasir, di kantor BTNGC, Selasa 15 Agustus 2017.

Nasir mengakui kedua macan di dua lokasi berbeda itu terlihat jelas olehnya dari jarak sekitar 50 meter. Ukuran postur badan kedua macan itu digambarkan Nasir, terlihat olehnya di Blok Kapunduan setara domba dewasa. Sementara yang terlihat di Blok Cigedong lebih kecil, dikira-kira Nasir setara ukuran tubuh anjing kampung dewasa.

Ditanya “PR” lebih lanjut terkait keterangannya itu, Nasir meyakinkan dua sosok satwa itu terlihat jelas bukan jenis binatang lain selain macan. Namun, ujar Nasir yang juga Ketua Kelompok Tani Bakti Mandiri di desa tersebut, dirinya hanya sempat memperhatikan kedua macan itu dalam kurun waktu lebih kurang lima menitan. Soalnya ia takut macan itu keburu mengetahui dan berpaling menyerang dirinya.

Dimintai tanggapan atas keterangan warga tersebut, fungsional PEH BTNGC selaku koordinator kegiatan pengamatan tersebut Idin Abidin, menyatakan keterangan Nasir akan dijadikan salah satu acuan langkah pengamatan.

“Langkah pertama, besok kami akan masuk ke sana mengamati langsung dua area itu (tempat dimana dua macan tersebut tadi terlihat Nasir-red.). Kita akan amati, apakah di area itu ada jejak baru telapak macan, bekas cakaran kuku macan di pohon, atau kotorannya. Langkah kedua, bila ditemukan tanda-tanda itu, di sana besok kita coba pasang kamera trap,” kata Idin Abidin, seraya mengajak Nasir mengantar dan menunjukkan titik lokasi tempat dua macan itu sempat terlihat olehnya itu.

Ada tujuh macan

Idin Abidin, menyebutkan dalam pengamatan macan tutul jawa di Ciremai Agustus hingga Desember 2017 PEH BTNGC telah menyiapkan 10 kamera trap. Ke-10 kamera trap itu mulai besok aka dipasang secara bertahap tersebar di tujuh lokasi pengamatan yang telah direncanakan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat