kievskiy.org

Aksi Intimidasi di Kebun Pabrik Gula Jatitujuh Semakin Menjadi

Petani Tebu.*
Petani Tebu.*

CIREBON,  (PR).- Aksi intimidasi yang dilakukan sejumlah oknum,  terhadap ratusan karyawan Pabrik Gula Jatitujuh semakin menjadi. Begitu pun yang dialami ribuan buruh kebun sekitar penyangga Pabrik Gula yang biasa menggantungkan hidupnya pada Pabrik Gula.

Mereka selalu dihantui berbagai aksi sweeping yang diduga kerap dilakukan oknum yang mengatasnamakan masyarakat. Oknum masyarakat yang melakukan sweeping kerap membawa senjata tajam, dan tidak segan-segan mengancam siapapun yang menentang.

Menurut Carmita, salah satu mandor kebun PG Jatitujuh asal Amis, aksi sweeping oknum masyarakat ini sudah beberapa kali dilakukan. “Pernah salah satu karyawan kebun dianiaya dan dikalungi celurit oleh oknum masyarakat yang melakukan sweeping, “ katanya saat ditemui di kantor PT PG Rajawali II, Kamis, 21 September 2017.

Sebenarnya, kata Carmita, kondisi seperti itu sudah pernah dilaporkan ke pihak yang berwajib. Namun sampai saat ini, pelaku kekerasan malah semakin berani mengintimidasi di kebun.  

“Padahal kami juga kan mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan hukum," ujarnya.

Keterangan serupa disampaikan Wartomo Komandan Regu Kebun Jatitujuh. Menurut Wartomo, saat ini ratusan hektar lahan Pabrik Gula terlantar dan tidak bisa ditanami tebu. Hal itu terjadi karena keselamatan ribuan buruh Pabrik Gula terancam.

“Kami selalu selalu dilarang untuk melawan bahkan hanya untuk membela diri pun dilarang.  Kami selalu diinstruksikan mundur oleh atasan. Namun kalau kondisinya terus seperti sekarang ini,  sampai kapan kami harus bertahan,“ kata Wartomo.  

Untuk itu,  Wartomo minta aparat yang berwenang tergerak hatinya untuk segera menyelesaikan permasalahan ini.

“Tindak tegas oknum-oknum yang selalu memprovokasi berbagai aksi kekerasan di lapangan. Jangan sampai kami bergerak sendiri-sendiri,” katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat