kievskiy.org

Payung Geulis Jadi Suvenir Pernikahan Putri Joko Widodo, Kahiyang Ayu

ANAK-anak belajar merakit payung geulis yang akan dijadikan sampel cendera mata pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, di Kampung Panyingkiran, Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat 29 September 2017. Sebanyak 1.000 payung geulis direncanakan dipesan sebagai suvenir.*
ANAK-anak belajar merakit payung geulis yang akan dijadikan sampel cendera mata pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, di Kampung Panyingkiran, Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat 29 September 2017. Sebanyak 1.000 payung geulis direncanakan dipesan sebagai suvenir.*

SATU payung geulis bordir putih bermotif daun singkong terpajang di depan sentra perajin payung geulis Karya Utama di Kampung Pa­nyingkiran, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat 29 September 2017.

Payung geulis buatan Warsono tersebut rencananya akan dikirimkan ke Jakarta sebagai salah satu sampel cendera mata bagi pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, di Solo, 8 November 2017 nanti.

Warsono mengatakan, beberapa waktu lalu, ada seseorang yang meng­hu­bungi­nya untuk meminta sampel payung geulis bordir. Menurut orang tersebut, Presiden Joko Widodo berencana memesan payung geulis sebagai tanda mata pernikahan Kahiyang Ayu. Jumlahnya pun tak sedikit, mencapai lebih dari 1.000 payung.

"Ini sampelnya baru mau saya kirim sekarang. Kemarin sudah kirim tiga sampel, tetapi orang yang pesannya minta agar payungnya dibuat polos dengan nuansa bordir yang kental. Makanya saya akan kirim lagi, mudah-mudahan terpakai," ucap Warsono saat dijumpai di lokasi pembuatan payung geulis di Panyingkiran, kemarin.

Selain motif daun singkong, Warsono juga sudah membuat sampel motif lain seperti motif bunga untuk pernikahan Kahiyang Ayu. Ada yang berwarna, ada yang putih polos berbordir. Diameter payung yang dipesan cukup besar, yakni 84 sentimeter.

Sampel payung terakhir motif daun singkong buatan Warsono memang sekilas terkesan polos. Meskipun demikian payung tersebut nampak mewah karena penuh dengan bordiran.

"Ukuran payung dipesan memang cukup besar, ya seukuran payung standar saja. Sampai sekarang memang belum ada kesepakatan harga, tetapi saya sudah patok harga per payung Rp 250.000 sampai Rp 300.000," ucapnya.

Hingga kini, Warsono juga belum percaya diri untuk menyanggupi permintaan 1.000 payung geulis tersebut. Pasalnya, dengan waktu dan tenaga yang terbatas, pesanan tersebut cukup sulit terealisasi.

"Bisa saja kerja sama dengan perajin lain, tetapi sulit juga karena tidak semua perajin bisa membuat payung geulis bordir. Terus terang kami agak minder juga, soalnya yang pesan presiden. Mau tidak mau harus disanggupi, hanya jumlahnya berapa harus ada kepastian," ucap Warsono.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat