kievskiy.org

Potensi Pergerakan Tanah di Bogor Tinggi

CIBINONG, (PR).- Sebagian besar kecamatan di Kabupaten Bogor berpotensi bencana sepanjang Oktober 2017. Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat mengeluarkan surat peringatan dini untuk 38 dari 40 kecamatan yang memiliki potensi bencana tingkat menengah-tinggi.

Menurut data yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), bencana yang berpotensi di sana adalah pergerakan tanah dam banjir bandang. "Minimal masyarakat tahu (potensi bencana di sekitarnya). Saya juga salah kalau tidak menyampaikan," kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Koesparmanto, Senin 9 Oktober 2017.

Koesparmanto mengaku rutin memberikan informasi pada para camat terkait potensi bencana di wilayahnya. Ia mengakui potensi bencana pada Oktober 2017 lebih mengkhawatirkan dibandingkan bulan lain sebelumnya. Cuaca ekstrem belakang ini mulai menyebabkan banjir seperti di Kecamatan Ciomas dan longsor di Caringin.

Secara khusus, pihak BPBD Kabupaten Bogor mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng-lereng mengungsi pada saat terjadi hujan lebat. Namun, Koesparmanto memastikan potensi bencana tersebut tidak sampai wilayah Gunung Salak.

"Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, potensi bencana di Gunung Salak agak lebih sedikit," katanya. Meski resikonya kecil, Koesparmanto memastikan para relawan bencana selalu siap siaga dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Menurut Koesparmanto, kondisi rawan bencana di daerahnya hanya prediksi selama Oktober 2017. Pihak BPBD setempat akan melakukan pemeriksaan cuaca lebih lanjut untuk November-Desember 2017 mendatang. Hasilnya dipastikan akan segera diumumkan ke publik pada akhir bulan ini.

Terkait surat edaran ke setiap camat, Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengakui pihaknya mengeluarkan itu pekan lalu. Pada surat tersebut dilampirkan data wilayah rawan bencana dari PVMBG yang menyatakan 38 dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor berpotensi bencana tingkat menengah-tinggi.

Pada surat tersebut diterangkan pergerakan tanah tingkat menengah bisa terjadi sewaktu-waktu pada saat curah hujan tinggi terutama di sekitar lereng sungai dan tebing pinggir jalan raya. Sedangkan potensi bencana tingkat tinggi terjadi di lokasi-lokasi yang pernah mengalami bencana serupa sebelumnya.

Menurut Budi, jajarannya telah berupaya melibatkan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Pelatihan tersebut dilakukan secara berkala untuk menangani situasi pada saat maupun setelah terjadi bencana. "Sebagian besar (kecamatan) sudah diberi pelatihan tentang penanggulang bencana berbasis masyarakat," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat