DEPOK, (PR).- Kendati sempat menuai sorotan publik, sejumlah pabrik diduga tetap membuang limbahnya ke Situ Rawa Kalong, Cimanggis, Kota Depok. Alih-alih membaik, kerusakan lingkungan terus terjadi karena ulah nakal tersebut.
Permukaan situ pun kerap berubah warna."Kadang coklat, hijau, putih, terus biru," kata Ketua Kelompok Kerja dan Sadar Wisata (Pokdarwis) Situ Rawa Kalong M Nurdin, Kamis 26 Oktober 2017. Nurdin tahu betul kondisi situ karena hampir saban hari mengeceknya. Menurut dia, keadaan terparah terlihat pada saat pagi hari. Saat itu, permukaan air berubah warna. "Saya kontrol (pukul) 06.00 sampai (pukul) 09.00, nah itu ada penupukan limbah sisi utara Rawa Kalong," ucap Nurdin. Selepas pukul 09.00, limbah memuai dan mengendap sehingga tak terlihat lagi. Dia menduga, limbah warna warni tersebut berasal dari pabrik - pabrik sekitar situ.
"Logikanya gini kalau berwarna dan berminyak enggak mungkin limbah masyarakat," tuturnya. Nurdin tak menampik masih adanya warga yang membuang limbah ke situ. Namun, limbah warga terbilang kecil ketimbang gelontoran limbah dari pabrik. Limbah berwarna pekat dan berminyak sudah menjadi indikasi praktik pembuangan limbah pabrik masih dilakukan secara sembunyi - sembunyi. Bahkan, sisa limbah juga mengendap dan bercampur dengan lumpur di dasar situ.
"Lumpur situ itu jelek banget, sampai kedalaman antara semeter-1,5 meter, lumpurnya hitam dan lengket," ucap Nurdin. Meskipun bukti-bukti pencemaran begitu kentara, praktik pembuangan limbah terbilang rapi. Menurut Nurdin, ada pabrik yang memiliki outlet atau saluran pembuangan yang mengarah ke situ. Akan tetapi, saluran itu terlihat bersih bila siang hari. Tak pelak, kemungkinan adanya saluran pembuangan limbah pabrik di dasar permukaan situ bisa terjadi.
Media massa
Nurdin tak habis pikir dengan pencemaran limbah yang masih terjadi di Rawa Kalong. Padahal, persoalan tersebut sempat menyita perhatian masyarakat dan mengemuka di media massa lokal. Tak hanya itu, DPRD Depok juga melakukan inspeksi mendadak guna melihat kondosi situ.
"Hampir lima bulan berjalan ini, sejak sidak (anggota) Dewan perubahannya tidak signifikan," ucapnya. Sang wakil rakyat pun hanya memanggil pimpinan atau perwakilan pabrik di tepi situ. "Sifatnya hanya panggung sandiwara di pinggir situ," kata Nurdin. Dugaan ulah nakal pabrik justru berkebalikan dengan kesadaran yang mulai tumbuh pada masyarakat. Masyarakat mau membongkar bak-bak sampah yang berada di tepi situ. "Artinya masyarakat sudah peduli dengan situ," ujarnya.
Nurdin berharap, pemerintah serius menangani persoalan pencemaran limbah Rawa Kalong. "Di antara 23 setu (yang ada di Depok), Rawa Kalong yang paling kritis karena tercemar limbah pabrik," tuturnya. Sedangkan situ tersebut merupakan tempat penampungan dan penyerapan air yang di digunakan warga. Apalagi, ikan-ikan konsumsi masyarakat turut. dipelihara dalam keramba masyarakat di Rawa Kalong. Tercemarnya situ bakal memunculkanya sorotan terkait laik tidaknya ikan dikonsumsi masyarakat.
Nurdin meminta pula pemerintah benar - benar memeriksa saluran limbah pabrik bukan sekadar kunjungan semata.***