CIAMIS, (PR).- Pemerintah Kabupaten Ciamis menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari, pasca gempa bumi tektonik 6,9 skala Richter yang terjadi pada hari Jumat 15 Desember 2017 tengah malam.
Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis masih terus melakukan pendataan kerusakan, permukiman maupun infrastruktur lain.
Berdasar verifikasi terakhir dari 27 kecamatan yang ada di tatar galuh Ciamis, tercatat ada 22 kecamatan yang terdampak gempa. Tercatat 759 rumah rusak akibat kerasnya guncangan gempa, terdiri 117 unit rumah rusak berat, 317 rusak sedang, dan 305 rumah rusak ringan.
Selain itu masih terdapat 344 rumah lainnya yang masuk dalam daftar kerusakan bencana alam. Akan tetapi, rumah rusak tersebut belum terverivikasi, sehingga belum dapat ditentukan tingkat kerusakannya. Hal itu terjadi karena keterbatasan personel.
"Kami menetapkan masa tanggap darurat selama seminggu. Hal itu diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat dan kemudahan akses menggunakan potensi sumber daya yang ada," tutur Bupati Ciamis Iing Syam Arifin usai meninjau korban bencana, Minggu 17 Desember 2017.
Lebih lanjut Iing Syam Arifin meminta agar seluruh petugas terkait melakukan pendataan secara detail. Hal itu selain untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan pendataan, sekaligus mempermudah petugas dalam mengambil langkah berikut. Selain rumah, pendataan juga dilakusanakan terhadap infrastruktur lainnya.
"Pendataan harus valid, sehingga memermudah dalam melakukan penanganan berikut. Memang sekarang juga masih ada data kerusakan rumah, akan tetapi masih perlu validasi. Selain itu juga ada sekolah dan bangunan lain yang juga harus didata," katanya.
Hingga Minggu 17 Desember 2017 warga masih sibuk gotong royong menyingkirkan puing rumah dan bangunan lain yang hancur akibat gempa. Kegiatan tersebut juga melibatkan Tim SAR, Tagana, Kepolisian Resor Ciamis dan Resor Kota Banjar serta Kodim 0613.
BPBD Ciamis juga membuka dapur umum. Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis bersama dengan isntasi terkait lainnya juga membuka posko kesehatan untuk membantu korban bencana. Tidak sedikit warga korban yang berobat ke posko kesehatan.