CIANJUR, (PR).- Selama tiga pekan limbah B3 di RSUD Sayang belum diangkut dan dimusnahkan. Adanya permasalahan dengan pihak ketiga, menjadi alasan yang diutarakan pihak terkait sehingga pengangkutan bermasalah.
Kondisi tersebut akhirnya membuat sekitar 2 kuintal limbah B3 menumpuk dan tersimpan di ruang terbuka. Padahal, seharusnya limbah berbahaya tersebut berada di lokasi yang tertutup untuk meminimalkan bahaya. Pihak RSUD mengaku, setiap harinya dihasilkan sebanyak 250 kilogram limbah medis B3.
”Biasanya limbah diangkut pihak ketiga tiga hari sekali. Tapi, sekarang sudah sekitar tiga minggu belum juga diangkut. Selain itu, karena kami belum punya mesin pendingin, makanya kami kasih florin atau obat,” kata Kepala Instalasi K3 RSUD Sayang Cianjur, Sodikin kepada wartawan.
Ia menekankan, jika pihak RSUD hanya bertugas mengumpulkan limbah dari setiap ruangan untuk kemudian disimpan di TPS B3 RSUD. Proses selanjutnya, menjadi tanggung jawab pihak ketiga untuk mengangkutnya.
Akan tetapi, hingga saat ini pihak ketiga yakni Wastec International tak kunjung mengangkut limbah tersebut. Berdasarkan informasi, pihak ketiga yang berada di Cilegon, Banten itu sedang mengalami permasalahan dan perlu menjalani pemeriksaan oleh Dinas Lingkungan Hidup Cianjur. Hal itu, membuat Wastec belum memiliki izin untuk mengangkut limbah B3 di RSUD Sayang.
Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman pun membenarkan hal tersebut. Ia menambahkan, jika Wastec tidak melakukan pengangkutan karena gudang mereka yang sudah overload.
Namun, setelah ditelusuri rumah sakit lain yang juga bekerjasama dengan Wastec International dan Jalan Hijau sebagai transporter justru tidak mengalami masalah seperti yang terjadi di RSUD Sayang.
Salah satu rumah sakit yang coba didatangi oleh awak media adalah Rumah Sakit Dr Hafiz (RSDH) Cianjur. Menurut informasi yang disampaikan oleh Sarana Prasarana RSDH, Rizki Rahmawati, rumah sakit swasta itu bekerjasama dengan Wastec dan Jalan Hijau setelah fasilitas kesehatan lainnya memiliki kontrak terlebih dahulu.