CIBINONG, (PR).- Penutupan Jalur Puncak sejak longsor beberapa hari lalu menimbulkan dampak perekonomian bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL). Mereka merugi hingga nyaris gulung tikar karena tak ada yang membeli barang dagangannya.
Salah seorang pedagang di sekitar Masjid Attaawun Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Ija (45) mengakui merugi hampir 100 persen. "Perekonomian di Puncak mati total. Tidak ada yang beli satu pun selama beberapa hari terakhir," katanya, Minggu, 11 Februari 2018.
Ija mengeluhkan barang dagangannya berupa makanan dan minuman yang dimasak, rusak sebelum ada yang membelinya. Ija dan para pedagang setempat meminta pemerintah tidak menutup Jalur Puncak secara total. Paling tidak bagi para pengendara sepeda motor.
Para pedagang tersebut mengaku berjualan sejak 1990-an di pinggir Jalan Raya Puncak sekitar Masjid Attaawun. Mereka tidak merasa terancam dengan bencana longsor yang kerap terjadi di sana. Sehingga mereka menolak direlokasi ke tempat lain oleh pemerintah.
Alih fungsi hutan
"Biasanya hanya longsoran kecil, baru sekarang terjadi yang seperti itu (longsor besar)," kata Ija. Ia juga merasa keberadaannya tidak merusak lingkungan setempat. Menurutnya, kerusakan lingkungan di kawasan Puncak lebih disebabkan alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk.
Menurut data kepolisian, jumlah kendaraan yang keluar pintu tol Ciawi menuju Jalur Puncak memang mengalami penurunan cukup signifikan. "Penurunannya sekitar 40 persen pada akhir pekan ini, dibandingkan dengan libur akhir pekan biasa," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Bogor Hasby Ristama.
Ia menyebutkan jumlah kendaraan yang melintas di Jalur Puncak sebelum longsor Sabtu, 3 Februari 2018 mencapai 56.980 unit dan Minggu, 4 Februari 2018 mencapai 56.829 kendaraan. Jumlah menurun sejak longsor Senin, 5 Februari 2018 yakni 35.228 unit. Sementara Sabtu, 10 Februari 2018 tercatat sebanyak 37.537 unit.
Penutupan Jalur Puncak diakui hanya dari kawasan perkebunan teh Gunung Mas hingga Ciloto Kabupaten Cianjur. Namun menurut pantauan PR, kondisi lalu lintas relatif lebih lengang di sepanjang Jalur Puncak mulai dari pos Gadog. Kendaraan yang berlalu-lalang didominasi warga setempat.