kievskiy.org

Bedog Semakin Tergusur Golok Buatan Pabrik

CALON Wakil Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, berfoto bersama dengan Yadi Bedog (45) penjual golok keliling di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang pada Kamis 15 Februari 2018.
CALON Wakil Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, berfoto bersama dengan Yadi Bedog (45) penjual golok keliling di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang pada Kamis 15 Februari 2018.

YEDI Bedog (45) memberanikan diri untuk menemui calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi sendiri diketahui sedang beristirahat siang di salah satu rumah makan di Walahar, Klari, Karawang pada Kamis, 15 Februari 2018.

Pandai besi dari Cibatu, Cisaat, Sukabumi tersebut mengungkapkan keluh kesah atas kondisi pemasaran golok produknya.

"Susah cari pasarnya Kang, dulu mah orang pada datang ke rumah, sekarang sudah keliling tapi masih susah," ungkap Yedi.

Kesulitan pemasaran tidak menjadikan Yedi meninggalkan profesi yang telah digelutinya sejak remaja itu. Pasalnya, profesi tersebut merupakan warisan yang sudah turun temurun di keluarga besarnya.

"Ini warisan keluarga. Jadi, meski susah tetap saja saya jalani," katanya.

Diakui Yedi, produknya kalah bersaing dengan golok hasil pabrikan. Hal ini karena strategi pemasaran golok produk pabrikan tersebut lebih gencar dibanding produk golok tradisional.

"Iya, kalah sama yang dibuat sama pabrik sepertinya. Dulu itu, gak usah keliling juga laku keras. Sekarang, sehari laku 3 buah juga sudah Alhamdulillah," kata pria yang kebetulan mengenakan kaos bergambar Dedi Mulyadi itu.

Golok sebagai produk kebudayaan

Fenomena yang disampaikan oleh Yedi mendapatkan perhatian khusus dari Dedi Mulyadi. Kata dia, sudah saatnya kita menghargai karya budaya bangsa. Golok merupakan salah satu produk kebudayaan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat