kievskiy.org

Kapolda Jabar Ingin Perbaikan Permanen di Jalur Puncak, Penutupan Jalan Bisa Berbulan-bulan

KEPALA Polisi Daerah Jawa Barat Agung Budi Maryoto (kanan) beserta rombongan meninjau lokasi perbaikan Jalur Puncak Bogor-Cianjur yang rusak akibat longsor di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Sabtu 17 Februari 2018. Ia menginginkan perbaikan secara permanen meskipun berakibat diperpanjangnya penutupan Jalur Puncak hingga pekerjaan selesai.*
KEPALA Polisi Daerah Jawa Barat Agung Budi Maryoto (kanan) beserta rombongan meninjau lokasi perbaikan Jalur Puncak Bogor-Cianjur yang rusak akibat longsor di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Sabtu 17 Februari 2018. Ia menginginkan perbaikan secara permanen meskipun berakibat diperpanjangnya penutupan Jalur Puncak hingga pekerjaan selesai.*

CIBINONG, (PR).- Kapolda Jawa Barat Agung Budi Maryoto menginginkan perbaikan permanen di Jalur Puncak yang rusak akibat longsor beberapa waktu lalu. Perbaikan tersebut akan memperpanjang penutupan sebagian Jalur Puncak hingga beberapa bulan ke depan.

"Sebelum Lebaran (Juni 2018, perbaikan) sudah selesai setara permanen," kata Agung saat meninjau lokasi perbaikan di Riunggunung Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Sabtu 17 Februari 2018. Agung Budi Maryoto meminta masyarakat tidak mempermasalahkan penutupan jalan yang diperpanjang karena hal itu dilakukan untuk keselamatan masyarakat.

Menurut Agung Budi Maryoto, beban jalan terlalu berat ditambah curah hujan yang masih tinggi sehingga tanah di bawah jalan atau tebing di sisinya masih berpotensi mengalami longsor susulan. Karena itu, ia merasa lebih baik perbaikan dilakukan secara permanen sebelum bisa digunakan kembali.

Agung Budi Maryoto pun menjelaskan perkembangan perbaikan jalan di sana. Di wilayah Puncak Pass ia melihat pekerja dari Kementrian Pekerjaan Umum tengah memasang bronjong atau tembok penahan tebing yang membutuhkan waktu pengerjaan hingga sebulan ke depan.

Menurut kementrian terkait, Agung Budi Maryoto menyatakan, kerusakan yang lebih parah berada di Riunggunung dan kawasan hutan pinus. Pasalnya, menurut penelitian, kondisi tanah di sana mengandung air karena saluran air tertutup bangunan pedagang kaki lima.

"Harusnya terbuang, jadi menumpuk, makin gembur dan mudah longsor," katanya. 

Agung Budi Maryoto mengatakan, kementrian tersebut akan meneliti lebih lanjut di laboratorium untuk menentukan upaya perbaikan sesuai kondisi tanah di sana. Ia mengharapkan perbaikan jalan tidak menimbulkan kecemasan pengendara yang melintasinya.

Gunung Mas dan Riunggunung

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga, proses pemulihan lokasi terdampak longsor lebih menitikberatkan paa membersihkan material longsor selama 10 hari pertama. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat