TERDUGA teroris AM, HG, RA dan JG penyerang Mako Brimob Kepala Dua, yang ditangkap polisi di Tambun, Kabupaten Bekasi diketahui tinggal di Tasikmalaya. Dua di antaranya yakni RA dan JG diketahui ditembak polisi setelah sempat melakukan perlawanan dalam operasi penangkapan. RA meninggal di RS, sementara JG sedang dalam perawatan.
Dari informasi yang dihimpun "PR", keempat pelaku tersebut tinggal di kontrakan di Tasikmalaya. Dari pantauan "PR" di dua rumah kontrakan terduga teroris, keluarga korban enggan bertemu dengan awak media dan memilih untuk menutup diri.
RA, diketahui menempati kontrakan di Kelurahan Cihideung, Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Dari informasi warga sekitar, RA tinggal di kontrakan itu bersama kakak serta istri dan anak kakaknya.
Wahyudin (32), tetangga depan rumah kontrakan RA mengatakan, RA sudah menempati kontrakan tersebut kurang lebih 5 bulan. Sehari-hari, RA dikenal sebagai pedagang kue keliling. Wahyudin pun mengaku tak menyangka jika RA adalah salah satu terduga teroris yang tewas dalam penyergapan di Tambun, Kamis dini hari.
"Saya terakhir bertemu dengan A kemarin Selasa sore. Dia belum berkeluarga. Ya kalau ngobrol jarang karena saya dagang sayur jarang di rumah, tetapi dia suka menyapa kalau ketemu," ucap Wahyudin, Jumat, 11 Mei 2018.
Selain RA, JG yang tewas ditembak polisi juga diketahui menempati kontrakan di Kampung Bantargedang, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. RA diketahui tinggal di kontrakan gang sempit bersama istri dan anaknya.
Saat "PR" mengunjungi kontrakan tersebut, pintu kontrakan JG tertutup rapat. Namun demikian, kunci rumah kontrakan tersebut menggantung di luar pintu. Pemilik rumah dan Ketua RW setempat sempat mengetuk pintu kontrakan JG. Namun tidak ada respon dari penghuni kontrakan.
Pemilik kontrakan, Tomo (56) menyatakan, JG dan istrinya sudah menempati kontrakan tersebut sejak satu tahun terakhir. Tomo terakhir melihat JG Selasa 8 Mei 2018. Menurut Tomo, JG diketahui tidak melaporkan identitas saat menempati kontrakan tersebut. Namun JG mengaku berasal dari Garut.
"Selasa masih ketemu, memang tidak lapor identitas, dia tidak bilang apa-apa, cuma bilang mau berdagang saja," kata Tomo.