TANGAN para pria itu tak berhenti mendorong alat pengaduk adonan kecokelatan yang berada dalam kuali. Gerakannya maju mundur di tengah kepulan asap dari pembakaran kayu di bawah kuali tersebut.
Panasnya terik matahari serta api pembakaran membuat sebagian dari mereka mencopot bajunya. Keringat mengalir dengan otot menegang pada bahu dan dadanya bukanlah tontonan adu kebugaran atau kontes badan kekar.
Mereka adalah pekerja di tempat produksi Dodol Betawi Asli Satibi di Jalan Raden Saleh, Gang Paraji, RT 3, RW 5, Nomor 69, Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilodong, Depok.
Menjelang Lebaran, permintaan dodol betawi semakin meningkat. Tak heran, para pekerja dipacu waktu memproduksi dan mengolah bahan baku panganan tradisional itu.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2018/06/dodol betawi 2.jpg)
Serius bekerja tak membuat mereka kehilangan selera humornya. Seorang pekerja yang tengah santai malah berjoget menggoda rekannya yang sibuk mengaduk.
Di sudut lain, beberapa pekerja lain bertugas memotong dan mengemas dodol ke dalam plastik dan besek. Mereka tak kalah sibuk dengan bagian produksi.
Adonan dodol yang telah diangkat dari kuali, didinginkan dan disimpan dalam mangkok- mangkok. Selepas menggumpal, giliran para pekerja itu mengemasnya.
Kushaeti (44), pemilik merek dagang Dodol Betawi Asli Satibi menuturkan, permintaan produknya melonjak saat puasa dan menjelang Lebaran.