KUNINGAN, (PR).- Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai diyakini masih dihuni habitat macan tutul. Namun hasil pengamatan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai dalam lima tahun terakhir, sama sekali tidak menemukan bukti seekor pun macan di seputar kawasan gunung tersebut.
Karena itu, mulai Agustus 2018, BTNGC merencanakan kembali pengamatan dengan memasang lebih banyak kamera trap (kamera jebak) dibandingkan sebelumnya. Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BTNGC Idin Abidin menyebutkan, pihaknya tengah mempersiapkan puluhan unit kamera trap tambahan.
Selain lebih banyak kamera yang dipasang, penempatan dan durasi pengamatan pun akan dilakukan dalam kurun waktu yang lebih lama.
“Kalau pada kegiatan pengamatan macan tutul tahun-tahun sebelumnya hanya dua hingga tiga bulan, untuk kegiatan pengamatan yang akan kami mulai awal Agustus ini akan kami coba sepanjang tahun,” kata Idin Abidin ketika ditemui di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional 1 BTNGC wilayah Kuningan, Jumat, 27 Juli 2018.
Dia menyebutkan, pengamatan macan tutul sebelumnya hanya menggunakan lima hingga 10 unit kamera trap. Adapun penempatannya berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi sasaran pengamatan lainnya. Dalam tiga bulan pengamatan, satu unit kamera bisa dipindahkan hingga tiga kali.
“Dengan kamera trap yang lebih banyak, sekarang akan kami coba setiap unit kamera dipasang menetap di setiap titik pemasangannya masing-masing selama kurun waktu pengamatan,” katanya.
Dia menambahkan,puluhan kamera trap dalam pengamatan macan tutul mulai Agustus ini akan dipasang tersebar di lokasi-loaksi potensial dilintasi macan tutul di berbagai level ketinggian lereng seputar Gunung Ciremai, belahan wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka.
Idin Abidin mengungkapkan, berdasarkan pengamatan visual serta keterangan terhimpun dari masyarakat sekitar Ciremai, kawasan TNGC hingga saat ini diyakini masih dihuni macan tutul. Keyakinan itu didasari atas adanya temuan tanda-tanda bekas aktivitas satwa tersebut.
Seperti di antaranya bekas cakaran kuku, jejak telapak, dan kotorannya. Bahkan, banyak juga masyarakat mengaku mendengar suara dan ada juga yang mengaku sempat melihat sosok macan di kawasan gunung tersebut. Meskipun hal ini belum dapat diverifikasi kebenarannya.