kievskiy.org

Menyimpan Harta Karun VOC, Perairan Cilamaya Karawang Telan Banyak Nelayan yang Memburu

KARAWANG, (PR).- Sejumlah harta karun peninggalan VOC dan Kapal Tiongkok ditemukan di Perairan Cilamaya, Kabupaten Karawang. Sebagian harta tersebut telah diangkat dan disimpan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebagian lagi masih ada di dasar laut dan akan dijadikan objek wisata menyelam.

Harta terpendam itu sebenarnya telah ditemukan para nelayan Muara Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan, Cilamaya Wetan, sejak 1995 silam. Sejak itu pula, banyak nelayan yang memburu harta karun dengan cara menyelam bebas. Namun aktivitas mereka akhirnya terhenti, setelah banyak nelayan yang tewas.

Hal tersebut terungkap saat pihak KKP melalui Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut melakukan ekspos terkait Pengembangan Wisata Bahari Terpadu di Karawang, Senin 20 Agustus 2018. Hadir dalam kesempatan itu Bupati Cellica Nurrachadiana, pihak Pertamina Hulu, PLN, dan sejumlah Pejabat Pemkab Karawang.

"Ada berapa bangkai kapal tenggelam di Perairan Cilamaya. Kapal itu membawa banyak uang koin yang diduga digunakan zaman VOC. Ada juga kapal berisi guci-guci Tiongkok," ujar Direktur Pengelolaan Ruang Laut, KKP,  Muhammad Abduh Nurhidayat, di ruang rapat Bupati Karawang, Gedung
Singaperbangsa, Senin 20 Agustus 2018.

KKP menemukan lokasi salah satu bangkai kapal itu pada 2017. Lokasi tersebut ternyata bisa dijadikan sebagai objek wisata bahari di Karawang.

"Kapal tenggelam itu diduga milik VOC. Di dalamnya ada meriam dan koin zaman Belanda," katanya.

Menurutnya, untuk menuju lokasi itu hanya dibutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan perahu tempel dari Muara Tangkolak. Artinya, lokasinya mudah dijangkau dari wilayah Karawang.

Disebutkan Abduh, air laut di lokasi kapal tenggelam itu sangat jernih, sehingga para penyelam bisa melihat dengan jelas kapal berikut isinya. "Di Muara Tangkolak pun ada makanan khas yakni masakan kerang pasir yang bisa dijadikan sebagai pelengkap paket wisata," katanya.

Di tempat yang sama Kepala Desa Sukakerta, Bukhori menjelaskan, para nelayan Tangkolak  sebenarnya telah menemukan bangkai kapak itu sejak 1995. Bahkan, mereka tidak hanya menemukan satu bangkai kapal, tapi ada beberapa kapal dengan lokasi yang berbeda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat