kievskiy.org

Regulasi dan Anggaran Jadi Kunci Penanganan Sungai Citarum

SOREANG, (PR).- Bupati Bandung Dadang M Naser mengharapkan, penanganan Sungai Citarum yang saat ini sedang berjalan, mampu memberikan perubahan signifikan. Dukungan regulasi dan anggaran pemerintah, menjadi faktor yang tidak bisa lepas dalam upaya penanganan Sungai Citarum ini.

“Untuk penanganan Sungai Citarum dalam program Citarum Harum, saat ini keputusan Presiden RI sudah terbit. Anggaran pusat akan terkonsentrasikan untuk penanganan Sungai Citarum. Kalau tidak salah anggaran yang disiapkan dari pusat itu ada Rp 4 triliun. Dengan dukungan regulasi dan anggaran ini, tinggal disinergikan antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang dilintasi Sungai Citarum,” kata dia saat mendampingi peninjauan Citarum Harum bersama unsur Forkopimda Jawa Barat, Rabu 26 September 2018.

Khusus di wilayah Kabupaten Bandung, lanjut Dadang, pihaknya mengusulkan penanganan hulu Sungai Citarum dengan persoalan utama tingginya sedimentasi lahan-lahan kritis. Selain itu, ada pula rekayasa teknis mengenai embung-embung air yang harus dibangun serta adanya sumber air yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Pemerintah Kabupaten Bandung.

“Itu saya kira hal-hal yang harus sabilulungan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota di DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum,” kata dia.

Ditanya mengenai proses pembangunan kolam retensi Cieunteung, bupati mendesak BBWS Citarum mengoptimalkan pekerjaan pembangunan kolam retensi Cieunteung. Proyek pembangunan kolam retensi ini tentunya akan terhambat jika sudah memasuki musim hujan dan terjadinya banjir luapan Sungai Citarum.

“Kalau hal teknis proses pembangunan kolam retensi Cieunteung, saya tidak berwenang menilai hal teknis. Kan ini (pembangunan kolam retensi) oleh BBWS, saat ini masih terus digarap. Mumpung masih kemarau, seharusnya pelaksana proyek meningkatkan volume pekerjaan supaya Cieunteung (kolam retensi) berfungsi dan mampu mengendalikan debit air di untuk menghindarkan luapan banjir dari Citarum,” ungkap dia.

Curug Jompong

Masih dikatakan dia, meskipun kolam retensi Cieunteung difungsikan namun untuk lebih efektif dalam mengendalikan debit air di Sungai Citarum ini, maka pembangunan Curug Jompong pun harus segera diselesaikan. Sebab, Dadang menilai, jika pengendalian debit air hanya mengandalkan kolam retensi, hal itu tidak akan terlalu efektif. Dengan demikian dikhawatirkan banjir pun akan masih terjadi meskipun sudah terbangun kolam retensi Cieunteung.

“Kalaupun Cieunteung berfungsi, ini pengendalian air masih kurang bagus. Makanya harus disinergikan antara kolam retensi Cieunteung, oxbow Bojongsoang-Baleendah, dan Curug Jompong. Jika tiga komponen ini difungsikan, air di DAS Citarum akan tetap tergenang pada musim kemarau dan diluncurkan pada saat adanya peningkatan debit air di Citarum agar debitnya tetap stabil,” kata dia.

Seorang warga Bojongsoang Amir (50) mengharapkan proyek pembangunan kolam retensi Cieunteung pun dapat segera beroperasi. Pasalnya, dia mengaku sudah jenuh dengan banjir tahunan yang kerap melanda permukiman penduduk akibat luapan Sungai Citarum.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat