CIAMIS, (PR).- Seekor macan tutul masuk perangkap yang dipasang warga Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jumat 28 September 2018. Sejak tiga bulan lalu warga yang tinggal di kaki Gunung Sawal merasa terteror binatang buas yang masuk permukiman.
Diduga macan dengan nama latin panthera pardus keluar dari habitatnya kawasan hutan Gunung Sawal akibat mulai kekurangan sumber makanan. Untuk mendapatkan mangsa, makanan, macan mendekati kawasan permukiman. Beberapa hewan ternak seperti kambing dan ayam hilang akibat dimangsa binatang buas.
Macan jantan dengan panjang sekitar 1,5 meter masih mendekam di dalam perangkap besi, menjadi tontonan warga. Mengantisipasi hal tidak diinginkan sekeliling perangkap ditutup dengan plastik terpal, karena jarak antar jeruji besi cukup lebar. Perangkap tersebut diletakkan di kebun warga.
Ketika ada yang mengintip dan mencoba melihat, macan yang masih liar tersebut langsung bereaksi dengan auman keras serta mencoba menyerang. Di dalam perangkap juga masih terdapat sisa bangkai anjing yang sebelumnya dimangsa macan.
Perangkap
Informasi yang dihimpun, penangkapan macan itu bermula pada hari Kamis 27 September 2018 malam, warga mendapati dua ekor anjing penjaga yang dirantai di kebun sudah mati. Tubuhnya tercabik-cabik oleh gigitan binatang buas.
Warga kemudian memasang perangkap berjeruji besi, dengan umpan bangka anjing yang belum habis dimakan. Setelah ditunggu beberapa lama, Jumat 28 September 2018 pagi, warga menemukan seekor macan di dalam perangkap.
“Selama tiga bulan terakhir ini warga merasa takut, merasakan teror macan. Apalagi ada warga yang mengaku melihat macan berkeliaran tidak jauh dari permukaman. Beberapa hewan ternak seperti kambing dan ayam habis dimangsa,” kata Asna maulana Sidik, tokoh masyarakat setempat.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2018/09/tangkap macan tutul ciamis 1.jpg)
Dia belum mengetahui pasti mengapa macan tutul jantan yang diperkirakan sudah dewasa tersebut keluar dari hutan habitatnya. Namun demikian diperkirakan hal itu disebabkan karena mulai kekurangan sumber makanan di hutan.