CIANJUR, (PR).- Tingkat kunjungan wisatawan ke pantai di selatan Cianjur menurun drastis. Diduga hal itu disebabkan oleh rasa waswas pengunjung setelah banyaknya bencana gempa dan tsunami belakangan ini.
Kondisi tersebut, akhirnya membuat pendapatan sejumlah pelaku usaha di sepanjang pantai mengalami kerugian. Padahal, biasanya kunjungan di akhir pekan selalu membludak.
“Biasanya banyak wisatawan dari Bandung dan Garut. Tapi sekarang, jarang yang datang. Bisa dibilang menurun sampai 50 persen,” kata salah satu pemilik warung di Pantai Apra, Yati (45), Senin 15 Oktober 2018.
Ia mengaku, tidak terlalu heran dengan kondisi yang terjadi. Apalagi, pantai selatan Cianjur pun memang memiliki potensi kebencanaan.
Namun, rupanya tak hanya wisatawan yang merasa waswas. Pelaku usaha di sana juga masih takut untuk beraktivitas di sekitar pantai.
Akhirnya, pemilik warung pun hanya datang sesekali ke pantai untuk memeriksa lapak mereka.
“Kami juga masih takut, apalagi beberapa hari terakhir kami merasakan gempa. Tidak terlalu kencang, tapi terasa beberapa kali,” ujarnya.
Koordinasi dengan aparat
Hal senada disampaikan Ketua Kelompok Pengerak Pariwisata (Kompepar) Pantai Jayanti-Cidaun, Lili. Masyarakat di wilayah tersebut merasakan getaran beberapa waktu lalu.
“Tapi tidak berdampak pada kerusakan atau tsunami. Sejauh ini kondisi pantai masih aman, gempanya hanya skala kecil dan tidak berdampak luas,” ucap Lili.