kievskiy.org

Hari Santri, Wagub Uu Dorong Payung Hukum Pesantren

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka secara resmi Festival Tajug 2018, di Alun-alun Kasepuhan Cirebon, Sabtu 20 Oktober 2018 sore. Festival ini digelar dalam rangka memperingati hari santri nasional yang ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober.*
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka secara resmi Festival Tajug 2018, di Alun-alun Kasepuhan Cirebon, Sabtu 20 Oktober 2018 sore. Festival ini digelar dalam rangka memperingati hari santri nasional yang ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober.*

CIREBON, (PR).- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka secara resmi Festival Tajug 2018, di Alun-alun Kasepuhan Cirebon, Sabtu 20 Oktober 2018 sore. Festival ini digelar dalam rangka memperingati hari santri nasional yang ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober.

Secara harfiah, tajug berarti akidah agama, moralitas, serta hubungan vertikal dengan Allah SWT. Karenanya Wagub Uu mengungkapkan, Festival Tajug di hari santri ini merupakan momentum memaksimalkan syiar Islam, sehingga Festival Tajug ini dinilainya sangat penting dalam penyebaran agama. 

"Hari santri ini merupakan kegiatan syiar Islam, berbeda dengan hari-hari yang lain. Oleh karena itu kegiatan kali ini sangat baik untuk perkembangan agama," papar Uu seperti dilaporkan dalam rilis resmi Humas Pemprov Jabar yang diterima Pikiran Rakyat, Minggu, 21 Oktober 2018 pagi.

Wagub Uu menuturkan, pihaknya akan terus mengupayakan agar pesantren semakin diakui. Ia inginkan kelak ada payung hukum yang menjamin kesejahteraan pesantren bukan hanya di Jawa Barat, namun di seluruh Indonesia.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada ketetapan maupun peraturan yang memberikan kepastian bagi pesantren agar mendapatkan anggaran khusus, baik untuk bidang pemberdayaan masyarakat maupun pendidikan. Padahal, kata Uu, pesantren memberikan pelayanan pendidikan bertahap dengan kurikulum yang jelas.

"Kedepan kami berharap akan ada peraturan yang memberikan kode rekening dan nomenklatur yang menjadi payung hukum mengenai pesantren. Jadi nanti siapapun kepala daerahnya, tetap ada kucuran dana untuk keberlangsungan pesantren, tidak hanya mengandalkan hibah dan bantuan sosial," kata Uu.

Jati diri bangsa

Sepakat dengan Uu, Gusti Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat mengatakan bahwa hari santri ini harus dimaknai sebagai momentum santri mengembalikan jati diri bangsa, serta mengembalikan adat tradisi bahwa santri cinta damai dan cinta kebaikan. Terlebih di era yang penuh hoax dan ujaran-ujaran kebencian seperti saat ini.

Ia berharap hari santri tidak hanya diperingati oleh santri pelajar aktif, melainkan juga seluruh lapisan masyarakat, karena baginya filosofi santri adalah belajar, yang akan terus dilakukan sepanjang hayat.

"Di era sekarang tentunya penuh hoax, kebencian, harus kita hindari bahkan kita lawan, karena Indonesia dibangun dengan kedamaian, dengan cinta kasih, toleransi, saling hormat-menghormati," kata PRA Arief. "Filosofi santri itu adalah belajar. Selama kita hidup terus belajar. Kita terus menjadi santri," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat