KARAWANG, (PR).- Memasuki hari k tujuh pencarian korban Lion Air jatuh dengan rute penerbangan JT610, tim Disaster Victum Investigation (DVI) Polda Jawa Barat meninggalkan posko pencarian di Pantai Tanjungpakis, Karawang. Sebab, semua kegiatan pencarian akan dilakukan dari Posko Utama Tanjung Priok, Jakarta.
Kasubdit Dokpol, Kepolisian Daerah Jawa Barat, Ajun Komisaris Besar, Nelson menyebutkan, semua kegiatan DVI difokuskan di posko utama di Tanjungpriok. Dengan demikian tim DVI Polda Jawa Barat meninggalkan Tanjungpakis yang memang hanya dijadikan sebagai lokasi posko pembantu.
"Kami tinggalkan Tanjungpakis sesuai perintah. kegiatan tim DVI di fokuskan di Tanjungpriok," kata Nelson, Minggu 4 November 2018.
Dijelaskan juga, dengan ditinggalkannya Posko Tanjungpakis, maka semua twmuan mayat atau properti pesawat akan langsung dibawa ke Tanjungpriok. "Potongan mayat yang ditemukan tim SAR akan diberi label si Tanjung Priok, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati," kata Nelson.
Dari informasi yang diperoleh PR, tim DVI Polda Jawa Barat yang telah meninggalkan posko Tanjungpakis ada 33 orang. Selama sepekan bertugas di Psisir Karawang itu, mereka telah melakukan labeling 35 kantong jenazah dan 10 properti.
"Hari ini, Minggu (4 November 2018), ada tiga temuan yang sudah diberi label dan sudah kami serahkan kepada Basarnas untuk dibawa ke Posko Tanjungpriok. Di antaranya adalah buku tabungan BCA, dompet dan kaca mata. Penemuan itu akan digunakan sebagai acuan identifikasi, korban," kata Nelson.
Seluruh antemortem terkumpul
Tim Disaster Victim Identificafion (DVI) Polri mengambil 255 sampel fisik khas korban sebelum meninggal (antemortem) dari keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP dan 183 di antaranya untuk pemeriksaan DNA.
Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Said Sukanto Kombes Polisi Haryanto kepada Antara, menyebutkan dari 255 antemortem yang didapat dari Pangkal Pinang sebanyak 43 dan dari RS Polri sebanyak 212 telah dikerucutkan menjadi 189 antemortem.
"Dari 189 antemortem yang diambil DNA ada 183 jadi sepertinya sudah semua diambil. Ada selisih karena ada penumpang satu keluarga jadi antemortem hanya satu. Jadi, sudah komplet sebenarnya," kata Haryanto.