kievskiy.org

Cuaca dan Kualitas Bangunan Buruk, SDN Kertajaya di Kabupaten Tasikmalaya Ambruk

SISWA melihat material bangunan yang ambruk di SDN Kertajaya, Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa 13 November 2018. Bangunan itu ambruk setelah cuaca buruk melanda belakangan ini.*
SISWA melihat material bangunan yang ambruk di SDN Kertajaya, Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa 13 November 2018. Bangunan itu ambruk setelah cuaca buruk melanda belakangan ini.*

SINGAPARNA, (PR).- Bangunan Sekolah Dasar Negeri Kertajaya di Kampung Gunung Medang, Desa Kawitan, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya ambruk setelah cuaca buruk terus melanda kawasan tersebut. Hingga kini, perbaikan dan pembangunan ruangan yang rusak belum dilakukan.

Kejadian itu terjadi pada Senin 12 November 2018, pukul 13.30 WIB. Guru Kelas VI SDN Kertajaya, Cucu Sumiati menuturkan, peristiwa tersebut berlangsung mendadak. Awalnya, angin bertiup kencang saat cuaca tengah mendung.

Cucu saat itu baru saja keluar dari ruangan yang sehari-hari dipakai sebagai tempat penyimpanan alat-alat olah raga dan pramuka. Dia tengah mendata aset-aset sekolah untuk dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.

Selepas mendata, Cucu turun ke ruangan kelas lain yang berada di bagian bawah. "Ngagebru, abdi rewas (bangunan ambruk tiba-tiba, saya kaget)," kata Cucu saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa 13 November 2018 pagi. 

Rasa cemas melanda Cucu yang nyaris menjadi korban tertimpa ambruknya bangunan. Pasalnya, aktivitas guru-guru sekolah masih berlangsung terkait pendataan aset. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Kegiatan belajar mengajar siswa telah selesai pada pukul 12.30 WIB. Guru-guru lain pun tak berada di lokasi peristiwa. "Alhamdulillah masih dilindungi (Tuhan)," ujarnya. Namun, dia mengaku masih gemetaran selepas peristiwa itu terjadi.

Dia mengungkapkan, bangunan yang ambruk sebelumnya merupakan ruang kelas V SDN Kertajaya. Kondisi ruangan tersebut telah mengalami kerusakan ‎berupa plafon atau atap yang menggelembung dengan retakan pada tembok sekolah.

Pihak sekolah sempat menyangga atap dengan sejumlah tiang. Akan tetapi, kerusakan itu terus berlangsung dan semakin mengkhawatirkan. Akhirnya, kegiatan belajar mengajar siswa kelas V dipindahkan pada akhir 2017. Ruangan tersebut kemudian dijadikan gudang penyimpanan alat olah raga dan pramuka.‎ Memasuki November 2018, kerusakan ruangan semakin parah.

Hujan lebat yang turun belakangan ini, membuat atap semakin menggelembung karena dirembesi air. "Beban (bagian atas banguan) semakin berat," ujar Cucu. Puncaknya, bagian atas ruangan tersebut ambruk.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat