.jpg)
PANGANDARAN, (PR).- Salah satu warga di Bojongsalawe Desa Karangjaladri Kec Parigi, Dedi Kurniadi (45) mengaku tidak merasakan guncangan gempa yang melanda Kabupaten Pangandaran, Minggu 9 Desember 2018. Dedi yang juga menjabat sebagai Kepala Desa setempat, mengaku mengetahui adanya gempa Pangandaran dari status Whatsapp temannya.
Bahkan kata Dedi, Early Warning Sistem yang terpasang di tengah-tengah perumahan nelayan pun tidak berbunyi.
"Justru kami tidak tau kalau ada gempa, bahkan kami bersama warga pada saat gempa sedang bersih-bersih musala. Para nelayan pun tetap melakukan aktivitasnya ke laut untuk menangkap ikan," ucap Dedi.
Hampir di seluruh lapisan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke obyek pantai di Kabupaten Pangandaran tidak mengetahui dan merasakan adanya getaran yang diakibatkan gempa berkekuatan 5,0 Skala Richter (SR) pada hari Minggu, 9 Desember 2018. Informasi BMKG, gempa berlangsung pukul yang berpusat di 09:50:37 WIB, Lok:9.12 LS,108.48 BT (160 km BaratDaya KAB-PANGANDARAN-JABAR), di kedalaman:10 Km, dan tidak berpotensi tsunami.
Menurut Sekretaris Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kab Pangandaran,Asep Kusdinar, gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Pangandaran hingga saat ini tidak membuat panik warga dan pengunjung wisata.
"Sepertinya mereka tidak merasakan goncangan gempa bumi tersebut," ujar Asep.
Menurut Asep, pengunjung wisata tetap ramai dan tetap melakukan aktivitas berenangnya di pantai. Bahkan kata Asep ada juga yang masih melakukan aktivitas dengan menggunakan jasa rental motor dan odong-odong atau mobil kayuh.
"Termasuk pengunjung hotel tidak ada yang berhamburan keluar gedung," ucapnya. Ia berharap dengan terjadinya gempa bumi tidak menyurutkan kunjungan wisatanya ke Pangandaran.
Pantauan di lokasi obyek wisata pantai Pangandaran khususnya di pantai barat yang padat oleh wisatawan, terlihat tenang. Wisatawan dan warga juga para pelaku usaha di obyek wisata serta penghuni hotel dan penginapan melakukan aktivitas seperti biasanya sesaat setelah gempa.