kievskiy.org

Operasi Lilin Lodaya 2018, Turunkan 28.328 Personel

GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil, memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Lodaya 2018, di Jalan Diponegoro Bandung, Kamis 20 Desember 2018 pagi.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil, memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Lodaya 2018, di Jalan Diponegoro Bandung, Kamis 20 Desember 2018 pagi.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR

BANDUNG, (PR).- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Lodaya 2018, di Jalan Diponegoro Bandung, Kamis 20 Desember 2018 pagi.

Gubernur Ridwan Kamil menyatakan bahwa Apel terebut dilaksanakan guna meninjau kesiapan dari aspek personil, aspek sarana -prasarana, anggaran, serta keterlibatan TNI/Polri, juga unsur Pemerintah Daerah, dan unsur kamtibnas lainnya, sebagai bentuk sinergitas dan komitmen untuk menciptakan ketertiban, rasa aman dan tentram, dalam perayaan Natal 2018, dan Tahun Baru 2019 di seluruh Provinsi Jawa Barat.

Pada operasi tersebut, akan diturunkan sekira 28.328 personel, dengan rincian dari Polda Jabar sebanyak 19.279 Personil, TNI 5.200 personil, dan gabungan Satpol PP, Dishub, Dinkes, Jasa Raharja Jawa Barat, dan lain- lain unsur sebanyak 3.849 Personel.

Sementara Satuan Pengamanan, akan ditempatkan di 179 pos pengamanan dan 39 pos pelayanan guna memberikan pengamanan Kamtibnas. "Saya berharap Operasi Lilin Lodaya dapat berjalan baik dan lancar, sehingga masyarakat secara umum merasakan dampak nyata dari keamanan yang diberikan," Harap Gubernur.

Sementara operasi lintas sektoral ini, akan berlangsung selama 12 hari, mulai 21 Desember 2018 hingga 1 Januari 2019. Operasi akan dilakukan mengedepankan tindakan pre-emtif dan preventif dengan didukung kegiatan intelejen, dan penegakan hukum secara profesional.

Masyarakat Jawa Barat sendiri, kata Emil panggilan Gubernur, merupakan masyarakat yang religius dan menjunjung tinggi nilai- nilai spiritualitas dengan berbagai budaya, suku bangsa, dan ras dalam bingkai Pancasila.

Sementara Pancasila, lanjut Dia, memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk merayakan hari raya keagamaan. Tepat pada tanggal 25 Desember 2018, umat kristiani akan melaksanakan hari raya Natal di gereja- gereja dan tempat lainnya, juga disusul perayaan pergantian tahun masehi pada malam tahun baru.

Maka, akan terjadi peningkatan mobilitas masyarakat yang tinggi, sehingga diperlukan peningkatan keamanan Kamtibnas yang maksimal.

"Berkaitan kegiatan tersebut, potensi gangguan yang dikhawatirkan antara lain potensi kemacetan, kebut -kebutan dan kecelakaan lalulintas, yang merugikan korban jiwa serta materi," Katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat