TASIKMALAYA, (PR).- Masyarakat mulai merasakan dampak rusaknya perbukitan Kota Tasikmalaya karena menjamurnya aktivitas penambangan pasir. Dampak tersebut berupa bencana alam seperti banjir, angin kencang dan kekeringan.
Kondisi tersebut terjadi di Kampung Pasir Angin Boboko Gunung Tengah, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Upen (50), warga Pasir Angin mengungkapkan, wilayahnya dikelilingi tiga bukit yang semua dikeruk oleh pengusaha tambang pasir.
Tiga bukit tersebut adalah Gunung Pari, Gunung Pasir Angin, Gunung Bera. Kerusakan lingkungan pun terjadi setelah ketiga bukit itu digerogoti para penambang.
"Gunung Pasir Angin masih (ada), sekarang lagi dikeruk, Bera masih dikeruk, Gunung Pari sudah habis," ujarnya.
Pemandangan pepohonan hijau ketiga bukit sekitar Kampung Pasir Angin itu telah lenyap setelah para penambang pasir mulai beroperasi pada 1985-1986.
Awalnya, penambangan dilakukan secara manual bermodalkan perkakas berupa linggis, pacul, dan singkup. Peralatan sederhana tersebut berubah menjadi alat-alat berat seperti backhoe pada 2000-an.
Para pelaku penambangan merupakan pengusaha-pengusaha yang menyewa lahan di bukit-bukit tersebut. Kawasan perbukitan pun lambat laun hancur.
Upen menuturkan, Gunung Pari bahkan lenyap tak tersisa dan lahannya kini menjadi perumahan. Upen masih ingat betul bukit tersebut menjadi tempat asik menikmati pemandangan Kota Tasikmalaya dari ketinggian di masa lalu
Bencana alam turut hadir selepas lenyap dan rusaknya perbukitan. "Angin sama petir sudah terasa, banjir ke sawah, kalau kemarau kering (sumber air)," ujarnya.