UJANG (56) tak menyangka daun kering yang ditunjukkan personel polisi dalam bungkusan plastik transparan itu disebut tembakau sintetis atau yang biasa disebut gorila. Sekilas ia membandingkan bentuknya tak jauh beda dengan isi rokok biasa.
Yang lebih mencengangkan bagi Ujang dan warga Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta lainnya ialah harga barang tersebut. "Wah! Mending uangnya dipakai untuk beli beras pak," kata Ujang terkejut sambil berteriak lantang setelah polisi menyebutkan harganya.
Selain gorila, polisi juga menunjukkan bentuk dari berbagai jenis narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya. Mulai dari ganja, sabu hingga obat-obatan keras yang selama ini banyak beredar secara ilegal dan disalahgunakan pemakaiannya.
Kegiatan yang digelar beberapa waktu lalu itu dalam rangka sosialisasi bahaya narkoba terhadap masyarakat. Hampir semua peserta yang hadir di Kantor Kepala Desa Dangdeur itu tidak tahu jenis-jenis narkoba yang selama ini dianggap membahayakan.
Setelah mendapatkan sosialisasi, puluhan warga yang hadir juga menyatakan komitmennya melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Tahapan tersebut merupakan syarat suatu desa menjadi Desa Bersih dari Narkoba (Desa Bersinar).
Inisiatif warga desa
Kepala Satuan Narkoba Kabupaten Purwakarta Ajun Komisaris Heri Nurcahyo menyebutkan Desa Dangdeur sebagai Desa Bersinar kelima di daerahnya. "Desa ini bukan kami yang pilih, tapi ini inisiatif masyarakat desanya sendiri," katanya seusai menyaksikan deklarasi warga setempat.
Desa Dangdeur menjadi Desa Bersinar pertama tahun ini. Sebelumnya, ada empat Desa Bersinar di Purwakarta yakni Desa Karyamekar, Cikadu, Cibatu di Kecamatan Cibatu dan Desa Legokhuni di Kecamatan Wanayasa.
Kesadaran masyarakat untuk melakukan tindakan nyata memerangi narkoba diakui masih rendah. Terbukti, baru lima dari 192 desa dan kelurahan di Kabupaten Purwakarta yang berinisiatif mengajukan diri menjadi Desa Bersinar ke Polres Purwakarta.
Heri menduga salah satu penyebabnya ialah belum banyak masyarakat yang melihat bentuknya secara langsung. "(Setelah mengetahuinya) Nanti masyarakat bisa mendeteksi secara dini, diri sendiri, keluarga dan lingkungannya apabila ada pengguna atau pengedar narkoba," katanya.