kievskiy.org

[Laporan Khusus] Kuburan Massal Tapak DI/TII di Tasikmalaya

WARGA berdoa di kuburan massal Kampung Sudi, Desa Muncang, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu 5 Januari 2019. Sebanyak 27 warga Kampung Sudi tewas dalam penyerangan dan bumi hangus kampungnya pada 17 Agustus 1957./BAMBANG ARIFIANTO/PR
WARGA berdoa di kuburan massal Kampung Sudi, Desa Muncang, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu 5 Januari 2019. Sebanyak 27 warga Kampung Sudi tewas dalam penyerangan dan bumi hangus kampungnya pada 17 Agustus 1957./BAMBANG ARIFIANTO/PR

KONFLIK bersenjata antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) puluhan tahun lalu memakan ribuan korban jiwa.

Rakyat Jawa Barat ikut menjadi korban di tengah kondisi dilematis, mendukung pemerintah Sukarno-Hatta berarti siap masuk daftar musuh yang diperangi DI.

Begitu pun sebaliknya. Terjebak di tengah situasi sulit, rakyat akhirnya menjadi pihak yang menderita. Pikiran Rakyat menelusuri kisah pilu itu di Tasikmalaya.

Kuburan massal, makam tanpa nisan pengenal, hingga monumen tua menjadi penanda masa kelam tersebut. Kisah ini bukan untuk mengorek luka lama, tetapi menjadi pembelajaran agar peristiwa itu tak kembali terulang.

Sekilas, pepohonan kecil yang dikelilingi pagar kawat dan tembok rendah tersebut mirip sebuah taman hias yang berlokasi di Kampung Sudi, Desa Muncang, Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya.

Luasnya sekira 6 x 4 meter dengan lokasi tepat berada di tepi jalan. Di belakangnya, satu rumah besar warga berimpit bangunan Madrasah Diniyah Awaliyah Kampung Sudi. Namun, deretan tulisan yang tertera di tembok yang menghadap ke jalan menunjukkan kejadian penting nan memilukan pada masa silam.

Tulisan tersebut berbunyi, Kuburan Massal 27 Orang Korban Keganasan DI/TII dengan keterangan kejadian pada 17 Agustus 1957.

Rupanya lokasi itu merupakan lubang penguburan bersama jenazah warga Kampung Sudi. Bagaimana ceritanya hingga puluhan warga menjadi korban?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat