kievskiy.org

Tasikmalaya dan Hikayat 10.000 Bukit

BUKIT yang rusak karena penambangan di Kampung Sindangwargi, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Selasa 5 Februari 2019. Perbukitan di Tasikmalaya yang merupakan laboratorium alam hasil letusan Gunung Galunggung purba dan memiliki manfaat ekologi dan mitigasi bencana kian tergerus dan lenyap karena penambangan.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR
BUKIT yang rusak karena penambangan di Kampung Sindangwargi, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Selasa 5 Februari 2019. Perbukitan di Tasikmalaya yang merupakan laboratorium alam hasil letusan Gunung Galunggung purba dan memiliki manfaat ekologi dan mitigasi bencana kian tergerus dan lenyap karena penambangan.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR

HODIJAH (40) masih ingat masa kecilnya saat menjelajahi Gunung Limus yang saat itu masih penuh dengan pepohonan.

Bukit tersebut berada di dekat kediamannya di Kampung Sindangwargi, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

"Ketika masih kecil, saya mencari kayu bakar," ucap Hodijah di rumahnya, Selasa 5 Februari 2019.

Bukit yang menjulang tinggi itu memang menjadi lokasi warga mencari kayu bakar. Di sana,  mereka juga mendapatkan dan mengumpulkan buah-buahan yang terjatuh dari pepohonan. Namun, kenangan tersebut semakin sirna sejak Gunung Limus menjadi area penambangan pasir dan batu.

Puncak dan badan bukit semakin terkelupas digerogoti aktivitas penambangan. Bukit yang terbilang besar dan tinggi itu terus mengecil. "Saalit deui (sisa bukit yang tersisa hanya tinggal sedikit)," ucap Hodijah.

Tak ada lagi jalur pendakian menuju puncak Gunung Limus setelah kondisinya semakin rusak. Penambangan telah berlangsung sekira setahun yang lalu. Perlahan, bopeng Gunung Limus semakin membesar karena pengerukan bahan materialnya terus terjadi.‎

Hodijah mengatakan, suhu di tempat tinggalnya dirasakan bertambah panas. Keadaan itu berbeda ketika Gunung Limus masih utuh dan penuh pepohonan. Kesejukan dirasakan warga sekitar. Jika menjelang malam, bunyi tonggeret atau serangga terdengar dari bukit itu.

Kini, tak ada lagi konser tonggeret pengantar malam. Hanya kegersangan atau panas yang tersisa setelah bukit-bukitnya habis digerogoti penambang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat