"NAON kawasan segitiga emas téh? Enya sih pabrik mah loba, jalan tol geus aya, bandara aya, palabuan ogé aya,” ucap Nastain, warga Kecamatan Ligung, Majalengka, beberapa waktu lalu.
Tak banyak warga lokal tahu, apa itu istilah ”segitiga emas” yang akan menjadi bagian penting dari kawasan industri baru di Jawa Barat.
Segitiga emas yang dimaksud adalah simpul tiga lokasi strategis untuk pengembangan ekonomi yang meliputi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka, Pelabuhan Cirebon, dan Pelabuhan Patimban di Subang.
Saat ini, warga hanya tahu bahwa wilayahnya makin ramai, berdiri banyak pabrik, jalan tol, dan bandara. Semua perubahan itu mungkin menjadi kebanggaan bagi masyarakat karena dianggap sebagai kemajuan daerah.
Di balik itu, mereka memendam asa, berharap anak dan cucu mereka kelak mudah mencari kerja, tidak perlu berbalut lumpur mengolah sawah, dan bisa hidup lebih layak.
Selama beberapa tahun terakhir, pergeseran sektor ekonomi terus terjadi di Majalengka, dari pertanian ke industri. Tak sedikit pula lahan sawah telah berubah menjadi pabrik. Banyak warga dan petani yang akhirnya ”menyerah” melepas lahan.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/03/xRNhpPSdGTHFGoA891TcfOyBSSMkOzbjsTs0En3D.jpeg)
Nastain mengakui, sawahnya kini sudah dijual dan berubah menjadi pabrik. Untungnya, dari hasil penjualan sawah itu, dia bisa membangun kios sehingga tidak sampai kehilangan penghasilan. ”Leungit sawah, nu penting masih bisa usaha,” ujarnya, seperti dilaporkan wartawan Kabar Cirebon Tati Purnawati.
Tumbuhnya industri-industri baru di Majalengka, diakui telah berdampak positif bagi masyarakat setempat. Bahkan, kondisi itu turut pula dinikmati oleh warga di luar Majalengka. Saat ini, di sekitar pabrik, bermunculan simpul keramaian baru yang bisa mendorong aktivitas ekonomi warga.