“R3 Ditutup Warga Jadi Repot, Tolong Segera Dibuka”. Demikian penggalan kalimat dalam spanduk putih yang terbentang di lokasi penutupan Jalan Ring Road Regional (R3) Bogor, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa (19/3/2019).
Spanduk tersebut mewakili perasaan ratusan warga Kelurahan Katulampa yang mengaku sengsara lantaran akses utama Katulampa menuju jantung kota itu tertutup. Aksesnya tertutup sejak 21 Desember 2018 lalu.
Penutupan lahan seluas 1.987 meter persegi itu adalah konsekuensi hukum karena Pemerintah Kota Bogor belum juga membayarkan ganti rugi kepada pemilik lahan, Siti Khatijah. Hal tersebut tertuang dalam akta perjanjian damai Pengadilan Negeri Bogor nomor 61/Pdt.G/2018/PN/BGR pasal 12 huruf c.
Dari pantauan “PR”, dua jalur R3 di kawasan Kelurahan Katulampa tak jauh dari perumahan Padjajaran Regency ini tertutup oleh water barrier. Tak hanya itu, pemilik lahan pun juga meletakkan puluhan bongkahan batu agar warga tidak dapat melintas sama sekali di jalur tersebut.
Meskipun tertutup, warga tetap berupaya untuk membuka paksa jalur R3 yang tertutup itu. Beberapa bocah juga tampak memanfaatkan peluang dengan membantu kendaraan melintasi celah sempit yang masih terbuka dan meminta imbalan seikhlasnya.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/03/1G8ohU7m7vFDEqvgubH6Bz9CQuvlIQWOp9fAH51u.png)
Novianti (23), warga Kelurahan Katumpa mengatakan, sejak Jalan R3 ditutup, ia harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk menuju tempat kerjanya di Warung Jambu. Waktu tempuh juga menjadi lebih lama karena jalur alternatif di Parungbanteng macet parah saat jam sibuk.
“Repot sekali kalau jalan ini tidak kunjung dibuka. Jalan itu sudah seperti akses utama, semoga Pemkot Bogor segera membukanya dan menyelesaikan permasalahan ini dengan pemilik lahan,” kata Novi.
Tak hanya pengendara yang dibuat repot, penutupan jalur R3 itu rupanya juga berimbas pada perekonomian warga di kawasan jalan tersebut. Agus Yudiono, salah seorang pedagang tanaman hias di kawasan jalur R3, mengatakan, sejak jalur R3 ditutup para pedagang memilih angkat kaki. Agus terpaksa bertahan lantaran ia tak punya mata pencaharian selain berjualan tanaman.