CIREBON, (PR).- Ratusan warga dari berbagai komunitas dan unsur lintas agama menggelar kirab budaya yang diakhiri dengan doa perdamaian, untuk perdamaian dan keselamatan Indonesia, Sabtu, 23 Maret 2019.
Karnaval budaya yang dilepas Sultan Kacirebonan dimulai dari Keraton Kacirebonan berjalan kaki menuju Keraton Kasepuhan yang berjarak sekitar 1 km, dan diterima oleh Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat.
Rombongan kirab budaya yang mengusung semangat “sedulur kabeh, sekien guyub, mbesuk guyub, kapan bae guyub”. Yang artinya, saudara semua, sekarang rukun, besok rukun, kapan pun rukun.
Sejumlah kesenian tradisional dan modern serta atraksi ditampilkan dalam kirab budaya. Keanekaragaman agama dan budaya nampak dari berbagai macam pakaian khas yang dikenakan peserta kirab.
Sejumlah poster yang bertuliskan, "Indonesia Damai", serta pesan damai lainnya ikut diusung peserta kirab.
Karnaval budaya yang berakhir di Keraton Kasepuhan diakhiri dengan doa perdamaian yang dipanjatkan oleh lima tokoh lintas agama secara bergantian, yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Budha dan Hindu, di bangsal pagelaran Keraton Kasepuhan.
Menurut Halim Eka Wardhana, juru bicara doa perdamaian, kegiatan diikuti dari berbagai perwakilan agama dan penghayat kepercayaan di Cirebon.
Menurut dia, kegiatan karnaval budaya dan doa perdamaian digelar sebagai upaya untuk meredam kondisi terutama di media sosial yang kian memanas, menjelang Pemilihan Umum 17 April 2019 mendatang.
“Kegiatan ini digelar bermula dari keprihatinan kita melihat suasana, terutama di dunia maya, yang semakin panas. Kita berkomitmen jangan sampai apa yang terjadi di dunia maya terjadi di dunia nyata,” katanya.