kievskiy.org

Tak Hanya Citarum, Pemprov Jawa Barat Akan Bentuk Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Ciwulan-Cilaki

Satgas Citarum Harum melakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Citarik di kawasan Sektor V Citarum Harum, Jawa Barat, belum lama ini.
Satgas Citarum Harum melakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Citarik di kawasan Sektor V Citarum Harum, Jawa Barat, belum lama ini. /Pikiran Rakyat/Ade Mamad

PIKIRAN RAKYAT - Tak hanya Citarum yang menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam waktu dekat, Pemprov Jawa Barat akan membentuk Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciwulan-Cilaki periode 2022-2027. 

Tim yang terdiri dari perwakilan unsur pemerintahan dan non-pemerintahan ini akan bertugas untuk memetakan sejumlah potensi dan permasalahan terkait wilayah sungai tersebut.

Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, pendaftaran untuk TKPSDA Ciwulan-Cilaki sudah dibuka secara online dengan mengakses tautan https://tinyurl.com/recruitmentTKPSDACiwCil paling lambat 3 Desember mendatang. 

Dia berharap dari unsur non-pemerintah seperti pemerhati lingkungan khususnya terkait pengelolaan sumber daya air bisa bergabung ke dalam tim tersebut.

Baca Juga: Buka Suara Soal Lokasi Formula E Akan Ditentukan Jokowi, Anies Baswedan: Masa Ditentukan Presiden

"Tim ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciwulan-Cilaki," kata Dikky, Kamis 25 November 2021.

Dia menilai pembentukan tim ini sangat diperlukan mengingat ketersediaan air baik permukaan maupun air tanah semakin berkurang.

Selain karena penggunaan yang terus bertambah, ini juga diakibatkan kurangnya daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sebagai penyimpanan cadangan air. Kondisi ini diperparah dengan semakin berkurangnya lahan yang berfungsi sebagai resapan air.

Baca Juga: Membayangkan KSAD Jenderal Dudung 'Hidupkan' Sistem Orde Baru Sikat Massa Ekstrem Kiri dan Kanan

Tak hanya itu, tambah Dikky, terancamnya ketersediaan air juga dikarenakan buruknya kesadaran masyarakat tentang penghematan air dan menjaganya dari pencemaran. "Telah terjadi krisis perilaku, sehingga menyebabkan pencemaran air dan kerusakan ekosistem," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat