kievskiy.org

Tidak Bisa Melaut karena Cuaca Ekstrem, Kemenhub Berdayakan Nelayan Pangandaran melalui Padat Karya

NELAYAN di Batukaras, Cijulang, Pangandaran melaksanakan padat karya untuk pemberdayaan dengan cara memperbaiki Kantor Wilayah Kerja KUPP Kelas III Pangandaran, Rabu, 24 April 2019.*/AGUS KUSNADI/KP
NELAYAN di Batukaras, Cijulang, Pangandaran melaksanakan padat karya untuk pemberdayaan dengan cara memperbaiki Kantor Wilayah Kerja KUPP Kelas III Pangandaran, Rabu, 24 April 2019.*/AGUS KUSNADI/KP

PARIGI,(PR).- Sudah beberapa pekan terakhir nelayan di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran tidak pergi melaut akibat cuaca ektrim dan gelombang tinggi yang masih melanda di wilayah perairan laut bagian selatan. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Pangandaran, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan mengutip informasi dari BMKG bahwa sejak tanggal 23 April 2019 kemarin tinggi gelombang mencapai 2,5 hingga 4 meter dengan kecepatan 3 hingga 25 knot untuk di perairan laut bagian selatan

"Demi keselamatan, kami telah mengeluarkan imbauan kepada para nelayan di Pangandaran untuk tidak pergi melaut terlebih dahulu," ungkap Kepala Kantor Unit Penyelenggara Kelas III Pangandaran, Diky Kant di pantai Batukaras Cijulang, Rabu, 24 April 2019 kepada wartawan Kabar Priangan Agus Kusnadi.

Menurut Dicky, himbauan cuaca ekstrim tersebut berlaku hingga dikeluarkan kembali rilis dari pihak BMKG untuk informasi cuaca yang terbaru. Hanya saja, hal ini berdampak pada kondisi perekonomian nelayan.

Karena itu, digelar program padat karya sebagai wujud nyatanya. "Program padat karya ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini diharapkan mampu membantu perekononian warga sekitar yang sebagian besar nelayan. Kebetulan sekarang cuaca kurang bagus sehingga mereka banyak yang tidak melaut," kata Dicky disela-sela kegiatan padat karya di wilayah kerja (Wilker) Batukaras Pangandaran.

Program padat karya dilakukan sebanyak 15 warga yang berada di sekitar lingkungan kantor. "Perekrutan tenaga kerja Padat Karya dilakukan dengan mempertimbangkan dan memprioritaskan tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian khusus, tidak bekerja dalam waktu yang lama, dan tenaga kerja tersebut memerlukan pekerjaan guna kelangsungan perekonomian," tutur Dicky.

Program padat karya ini dilakukan selama lima hari mulai 24 - 28 April 2019 dan akan dilakukan di lima kantor Wilker yang ada di KUPP Pangandaran.

Kusmawan (52), salah seorang nelayan asal Desa Batukaras Cijulang bersyukur dapat mengikuti program padat karya. "Sudah tiga minggu ini kami tidak pergi melaut, tentu dengan adanya dilibatkannya dalam padat karya ini kami merasa terbantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucap Kusmawan yang juga menjadi pengurus Rukun Nelayan di Desa Batukaras tersebut

Selama tidak melaut, dirinya beralih profesi menjadi tukang bangunan, kadang mengurus hewan ternak, terkadang tidak bekerjasama sekali atau menganggur. "Kalau punya warung masih mendingan masih ada buat menutup kebutuhan anak-anak," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat