kievskiy.org

Ngabuburit di Museum yang Terlupakan

WARGA memperhatikan koleksi naskah kuno di Museum Bandar Cimanuk, Indramayu. Museum tersebut seolah terlupakan saat ini, kalah pamor dengan tempat lainnya.*/GELAR GANDARASA/PR
WARGA memperhatikan koleksi naskah kuno di Museum Bandar Cimanuk, Indramayu. Museum tersebut seolah terlupakan saat ini, kalah pamor dengan tempat lainnya.*/GELAR GANDARASA/PR

BANYAK hal yang bisa dilakukan menjelang waktu berbuka puasa. Setelah beribadah, biasanya warga menghabiskan waktu sore hari di taman atau tempat lainnya. Jelang Lebaran biasanya warga berbelanja di pusat perbelanjaan.

Tak banyak warga yang ngabuburit di tempat-tempat bersejarah seperti museum. Kehadirannya seolah terlupakan begitu saja oleh masyarakat. Padahal di tempat-tempat tersebut mereka bisa menggali ilmu memperkaya pengetahuan. Sayangnya museum belum begitu populer menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.

Seperti yang terjadi di Museum Bandar Cimanuk Indramayu. Museum itu belum menjadi tempat favorit bagi warga. Pengurus Museum Bandar Cimanuk Inang Sadewo menuturkan, museum biasanya akan ramai pada akhir pekan ataupun hari libur lainnya. Tak hanya dari dalam daerah, wisatawan sejarah pun banyak datang dari daerah-daerah lainnya.

Kebanyakan pengunjung ingin mengetahui sejarah Indramayu lewat museum tersebut. Di Museum Bandar Cimanuk sendiri koleksi naskah kuno merupakan andalannya. Salah satu koleksi yang terkenal adalah manuskrip islam Syekh Abdul Manan yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1800-1900. "Naskahnya ditulis ke dalam kertas daluwang juga lontar," ungkap dia, Senin, 27 Mei 2019.
 

Naskah itu sangat berarti bagi Indramayu. Sebab perkembangan sejarah islam bisa diteliti lewat naskah kuno Abdul Manan. Naskah berharga itu tersimpan rapi di meja kaca museum. "Saat ini naskahnya sudah didigitalisasikan," ujarnya. Selain naskah kuno, di museum juga dipajang berbagai peralatan kehidupan sehari-hari masyarakat Indramayu.

Meski seolah terlupakan, ternyata masih ada sebagian masyarakat yang senang berwisata di museum. Salah seorang pengunjung Tardi menuturkan, museum Bandar Cimanuk cocok untuk tempat meneliti sejarah. Soalnya di sana banyak terdapat naskah-naskah kuno dari seluruh penjuru Indramayu. "Ada yang ditulis dalam tulisan jawa kuno dan arab pegon," ungkapnya.

Dewo mengatakan, tak hanya terlupakan oleh pengunjung, museum pun seolah tak dilirik oleh pemerintah daerah. Betapa tidak, segala operasional museum dibiayai sendiri secara swadaya dari yayasan. Padahal museum membawa nama Indramayu ke luar daerah. Sebagian besar koleksi pun menggambarkan dan mendeskripsikan kehidupan sosial masyarakat Indramayu.

Dia pun berharap ada perhatian dari para pemangku kebijakan. Soalnya untuk merawat koleksi museum bukanlah perkara mudah. Perlu penanganan khusus untuk merawatnya terutama naskah-naskah kuno peninggalan masa lalu. Jika tak kunjung ada perhatian, maka para pemilik naskah tidak memiliki pilihan lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat