kievskiy.org

Ekonomi Keluarga Membaik, Dedah Lulus dan Meninggalkan Status Keluarga Sangat Miskin

NY Dedah (42) warga Depok, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, menunjukkan stiker ketika statusnya masih sebagai keluarga sangat miskin, Selasa, 11 Juni 2019. Pada hari itu, ia mengundurkan diri secara sukarela dari program bantuan pemerintah tersebut karena perekonomian keluarganya mulai meningkat. Dedah berharap bantuan diserahkan kepada keluarga yang lebih membutuhkan.*/NURHANDOKO WIYOSO/PR
NY Dedah (42) warga Depok, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, menunjukkan stiker ketika statusnya masih sebagai keluarga sangat miskin, Selasa, 11 Juni 2019. Pada hari itu, ia mengundurkan diri secara sukarela dari program bantuan pemerintah tersebut karena perekonomian keluarganya mulai meningkat. Dedah berharap bantuan diserahkan kepada keluarga yang lebih membutuhkan.*/NURHANDOKO WIYOSO/PR

IBARAT roda berputar, hidup tidak selamanya di bawah atau terpuruk, akan tetapi juga berangsur meningkat. Ketika itu terjadi, kesempatan untuk melepaskan diri dari status miskin dengan jaminan subsidi dari pemerintah pun datang.

Seperti Dedah (42) yang merasakan kondisi ekonomi keluarganya yang semakin meningkat, sehingga sukarela memutuskan mengundurkan diri sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Ciamis. Artinya, ia tidak lagi menerima berbagai subsidi dari pemerintah.

Selama delapan tahun, Dedah yang merupakan warga RT 2/RW 5 Dusun Depok, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, kabupaten Ciamis, tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Keluarganya pun berstatus sebagai Keluarga Sangat Miskin (KSM).

Ketika ditemui di rumahnya yang tampak sederhana di sisi kebun, Selasa, 11 Juni 2019, ia tengah menerima kunjungan pendamping PKH setempat Sri Mulyawati dan Koordinator PKH Kabuaten Ciamis, Ucu Indra Maulana.  Dia mengatakan, bantuan yang diterimanya selama ini khusus untuk pendidikan.

“Awalnya kami kesulitan untuk biaya pendidikan anak yang masih di SMK, sekarang alhamdulillah sudah lulus. Kami optimis dapat membiayai anak yang saat ini masih di kelas V. Kami tidak menyesal mengundurkan diri sebagai peserta PKH, karena masih banyak keluarga lain yang membutuhkan bantuan,” tutur Dedah.

Akan tetapi, dalam status sebagai peserta PKH, ia tetap memiliki semangat tinggi untuk mengubah kondisi itu. Dengan dorongan semangat tinggi dari tenaga pendamping PKH, Dedah beserta keluarganya saat ini sudah mampu hidup mandiri.

Seiring perjalanan waktu, Dedah mulai menerapkan saran yang disampaikan oleh pendamping PKH untuk meningkatkan ekonomi keluarganya, melalui modul ekonomi. Mulai dari mengelola bank sampah hingga pekerjaan lain. Selain itu suaminya, Karmad, yang berprofesi pekerja bangunan juga lebih giat bekerja.

“Dari nurani yang paling dalam, saya bersama suami dengan sukarela, ikhlas, tanpa ada paksaan dari pihak lain, (untuk) mundur dari PKH. Kami dapat merasakan keluarga lain yang kondisinya memang masih sangat membutuhkan bantuan,” ungkap Dedah yang saat ini menambah penghasilan dengan membantu mengasuh anak tetangganya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat